REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Setelah menemukan obat kuat sebanyak satu koper pada salah satu calon anggota jamaah haji (calhaj) di Pamekasan belum lama ini, petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Jawa Timur kembali menyita satu koper milik calhaj Kloter 18/Jember. Kali ini, koper itu berisi obat-obatan untuk pegal linu dan asam urat.
"Ada 84 set obat-obatan itu milik Muz bin HS asal Jember yang dimasukkan dalam koper besar dan ada yang diselipkan bersama beras dalam kantong," kata Wakil Sekretaris PPIH Surabaya Sutarno Pr di Surabaya, Senin (15/8) malam.
Ia mengatakan jamu tersebut bukan obat kuat, melainkan jamu pegal linu. "Saya baca, itu ternyata jamu pegal linu," ujarnya saat ditemui di Gudang Hall Zaitun Asrama Haji Embarkasi Surabaya. Ke-84 set obat-obatan itu terdiri dari 10 bungkus. "Hanya 20 set yang boleh dibawa dan sisanya dikembalikan kepada petugas daerah agar jamaah bisa mengambilnya kembali setelah menunaikan ibadah haji," katanya.
Pemilik koper itu, Muz mengaku obat-obatan itu dibawa karena banyak jamaah yang menderita pegal linu. "Tapi, kami tidak lantas mempercayai alasannya," kata Sutarno.
Menurut dia, banyak alasan yang diutarakan jamaah agar obat atau semacamnya bisa diperbolehkan untuk dibawa sehingga petugas akhirnya menahan obat tersebut."Alasan kan bisa aja dibuat-buat, tapi dari pihak Bea Cukai dan Angkasa Pura tidak memperbolehkannya," tegasnya.
Sebelumnya, pada Selasa (9/8), PPIH Embarkasi Surabaya telah menemukan satu koper besar milik calhaj Kloter 3/Pamekasan, yang berisi jamu kuat. "Ini titipan adik saya," ujar calhaj yang memiliki tas koper besar berisi jamu dan sejenisnya itu, Ab bin AS Salam. (Baca: Petugas Temukan Satu Koper Obat Kuat Milik Jamaah).
Dalam koper calhaj asal Desa Candi Burung, Proppo, Pamekasan, terlihat penuh dengan jamu kuat, sehingga tidak ada baju sama sekali atau kebutuhan pribadi lainnya.