Senin 22 Aug 2016 14:47 WIB

Tips Hindari Keracunan Makanan

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Damanhuri Zuhri
Makanan basi. ilustrasi
Foto: gannet.cdn.com
Makanan basi. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus keracunan pada calon jamaah haji Indonesia terkadang terjadi. Akibat keracunan pun berbeda-beda, dari yang efek ringan berupa muntah, hingga syok dan pingsan.

Kasus ini disebabkan berbagai hal, terutama makanan yang sudah basi. Makanan basi sangat mudah membuat seseorang keracunan. Dalam makanan basi itu mengandung berbagai mikroba yang menyerang pencernaan.

Akibatnya, seseorang yang mengonsumsi makanan basi itu mengalami gejala keracunan. Pada musim haji tahun lalu, ada jamaah yang memakan nasi kotak basi sehingga merasa pusing, mual, muntah, dan buang-buang air besar. Berikut tips agar jamaah terhindar dari keracunan:

Pertama, kemasan makanan. Jangan memakan makanan yang sudah disimpan beberapa jam setelah dibuat atau dikemas. Jangan pula membeli makanan yang sudah dipajang dan dikemas.

Makanan yang sudah disiapkan oleh katering, misalkan, pada saat Arafah dan Mina pun harus diperhatikan. Jamaah harus tahu kapan makanan itu dibuat.

Jangan pula memakan makanan yang sudah basi dan berlendir. Bila kemasan makanan sudah menggelembung, artinya sudah ada gas yang diproduksi oleh mikroba pada makanan.

Kedua, suhu makanan. Pakar gizi di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Anna Ngatmin dan Lettu Novianti menjelaskan soal makanan yang aman dikonsumsi jamaah. Menurutnya, jamaah lebih aman makan yang disajikan pada saat itu juga dalam kondisi hangat.

Ketiga, bentuk makanan. Makanan aman dikonsumsi bila tidak menimbulkan perubahan bentuk, warna, dan aroma. Kalau makanan itu sudah berubah pada bentuk, warna, berlendir, dan bau, maka makanan itu tak aman lagi. Jamaah tentu bisa membedakan hal ini.

Keempat, jamaah juga harus melihat tanggal kedaluarsanya. Perhatikan juga kemasan, apakah menggelembung atau penyok. Sebab, jika itu terjadi, kemungkinan besar makanan itu tak aman.

Kelima, higienis. Di sisi penyedia makanan, mereka yang bekerja membuat makanan harus bersih tangannya. Namun, yang penting adalah konsumennya.

Pada saat akan makan, seharusnya jamaah mencuci tangannya terlebih dahulu. Hal tersebut untuk proteksi yang lebih baik lagi untuk mencegah mikroba dan organisme berbahaya di tangan berpindah ke pencernaan.

Keenam, waktu makan. Jamaah sebaiknya mengonsumsi makanan yang didistribusikan itu pada saat itu juga. Jangan menunda-nunda makan makanan yang sudah disediakan karena makanan akan rusak lebih dari dua jam setelah dikemas. Terlebih, jamaah tak tahu bagaimana kebersihan mereka pada saat masaknya. Tak hanya itu, faktor cuaca juga mempercepat proses pembusukan.

Ketujuh, makanan siap saji. Jamaah bisa mendapatkan makanan yang siap saji dalam keadaan masih panas. Lebih baik juga memakan makanan yang langsung dimasak di hadapan jamaah sehingga jamaah tahu benar bagaimana kebersihan makanan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement