REPUBLIKA.CO.ID, Pada musim haji seperti sekarang ini, gunting menjadi barang yang paling dicari di Bukit Marwah. Semua jamaah memerlukan gunting untuk tahalul atau gunting rambut demi menunaikan rangkaian ibadah haji tahun ini.
Bagi sebagian besar jamaah umrah wajib yang baru pertama kali melakukan umrah — sebagian besar jamaah haji Indonesia — banyak yang lupa atau tidak tahu jika harus membawa gunting untuk melakukan tahalul di Bukit Marwah. Tahalul adalah tanda berakhirnya masa ihram yang disimbolkan dengan memotong rambut minimal tiga helai.
Selasa (23/8) dini hari dan Rabu (24/8) waktu Arab Saudi, banyak jamaah yang kebingungan di Bukit Marwa karena mereka tidak membawa guting. Hal itu rupanya dimanfaatkan oleh anak-anak setempat untuk mencari untung. Mereka berdiri di Pintu Marwah tempat jamaah menyelesaikan putaran terakhir sa'i atau lari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwa dan menawarkan jasa meminjamkan gunting.
Ada lima sampai enam orang anak yang menunggu setiap malam. Mereka berlarian menghampiri para jamaah guna menawarkan gunting. Harga sewa gunting itu pun sangat beragam dan tanpa standar sama sekali.Seorang anggota jamaah asal Embarkasi Surabaya, Ahmad Saleh (54) mengaku membayar 10 riyal (Satu riyal setara dengan Rp3.800-4.000) untuk jasa meminjam gunting dari seorang anak. Ia menggunakan gunting sewaan itu untuk memotong rambut anggota rombongannya yang berjumlah lebih kurang 18 orang.
Namun Nurlela (50) mengaku diminta tarif 50 riyal."Saya tawar 20 riyal tidak boleh," katanya. Calhaj yang berasal dari Sulawesi Selatan itu mengaku sedang melakukan umroh wajib dan ia tidak tahu jika harus membawa gunting. Keberadaan anak-anak yang menyewakan gunting untuk tahalul itu diakui oleh petugas Sektor Khusus Pos Bukit Marwah Sertu Maryanti Oktapia yang bertugas jaga di pos tersebut pada pukul 21.00-09.00 waktu Arab Saudi.
Biasanya mereka muncul menjelang tengah malam saat puncak umrah. Kerumunan antrean keluar di Pintu Marwa membuat para jamaah tidak akan sabar untuk menanti meminjam gunting dari rekan satu rombongannya sehingga mereka akan lebih mudah terbujuk untuk membayar sewa gunting."Makanya petugas di sini selalu bawa gunting, untuk membantu jamaah," katanya.
Selain petugas Sektor Khusus yang bertugas mengawasi pergerakan jamaah menuju terminal masing-masing seusai melakukan umrah, di Pos Bukit Marwah juga berjaga petugas pembimbing ibadah, walaupun hanya hingga pukul 24.00 waktu Arab Saudi.
Petugas Pembimbing Ibadah Sayyid Alwi mengatakan bahwa tahalul memang sebaiknya dilakukan di Bukit Marwa. Sepanjang malam ia tampak sibuk membantu jamaah melakukan tahalul, tidak hanya jamaah Indonesia, beberapa jamaah negara lain yang juga lupa membawa gunting dan enggan membayar harga sewa gunting terlihat ikut mengantre.