Kamis 25 Aug 2016 18:48 WIB

Keluarga Sudah Curiga Calhaj Harus Manasik di Filipina

Jamaah Haji Indonesia dan Malaysia dibawa otoritas Bandara International Passay City - Manila Selatan karena menggunakan paspor palsu Filipina menuju Arab Saudi (EPA/Manila International Airport Media Affair)
Foto: EPA/Manila International Airport Media Affair
Jamaah Haji Indonesia dan Malaysia dibawa otoritas Bandara International Passay City - Manila Selatan karena menggunakan paspor palsu Filipina menuju Arab Saudi (EPA/Manila International Airport Media Affair)

REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Keluarga calon jamaah haji asal Indonesia yang menjadi korban penipuan pemberangkatan lewat Filipina mengakui sempat ada manasik haji di negara itu selama 10 hari pada Mei 2016.

"Adik saya dan suaminya berangkat ke Filipina untuk manasik haji pada Mei lalu," ujar kakak kandung salah seorang calhaj, Masduki Zakaria, ketika ditemui di Balai Desa Bulu Kandang, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis.

Ia mengaku kaget karena manasik haji dilakukan tidak di daerahnya sehingga sempat menimbulkan kecurigaan.

"Saya bingung dan sudah memberitahu adik, kenapa manasik haji saja kok di Filipina. Padahal seharusnya di Pasuruan saja cukup seperti calon haji pada umumnya," ucap pria yang sehari-hari bekerja sebagai mekanik bengkel tersebut.

Ia bercerita, adiknya Maslikhah dan suaminya Joni Faruk Matari sebenarnya mendaftar haji reguler pada 2014 dan dijanjikan berangkat pada 2015.

Namun, beberapa hari menjelang pemberangkatan, ada pemberitahuan tidak bisa berangkat karena berbagai alasan hingga akhirnya terjadi kesepakatan mengikuti haji plus, tapi menambah sejumlah biaya.

"Janjinya berangkat tahun ini, tapi minta tambahan biaya. Karena memang ingin segera berangkat maka kami setuju. Total uang yang kami bayar Rp 150 juta per orang," katanya.

Kemudian pada 16 Agustus 2016 adiknya beserta rombongan lain berangkat ke Bandara Juanda dan masih sekali bisa berkomunikasi langsung sesaat sebelum ke Surabaya.

"Tapi kemudian semua teleponnya tidak bisa dihubungi, sampai ada informasi kalau gagal berangkat karena bermasalah di Filipina," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menyampaikan dengan biaya yang dikeluarkan mencapai Rp150 juta, seharusnya para calon jamaah haji bisa berangkat melalui jalur haji khusus yang disediakan agen perjalanan haji.

"Haji khusus ada dan legal bisa berangkat dua tahun, lokasinya di Surabaya. Apalagi ini bayarnya mahal malah ditangkap imigrasi," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Berdasarkan data diterima, dari 177 calhaj Indonesia yang bermasalah di Filipina, terdapat 14 calhaj asal Jatim yang gagal berangkat. Masing-masing 12 asal Pasuruan dan dua orang lainnya asal Sidoarjo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement