Sabtu 27 Aug 2016 15:23 WIB

Pemberangkatan Muzdalifah-Mina Harus Rampung Sebelum Pukul 7 Pagi

Rep: Didi Purwadi/ Red: Andi Nur Aminah
Jamaah haji dalam prosesi ritual haji di Mina.
Foto: reuters
Jamaah haji dalam prosesi ritual haji di Mina.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Muasasah Asia Tenggara mengundang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1437H/2016 membahas rencana persiapan Armina. Salah satunya soal pemberangkatan jamaah dari Muzdalifah ke Mina.

Dalam pertemuan yang digelar pada Kamis (25/8) malam waktu setempat, Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah PPIH Arab Saudi, Arsyad Hidayat, mengatakan pembicaraan persiapan Armina dilakukan guna mengantisipasi tidak adanya keterlambatan pemberangkatan.

"Artinya, kita mengantisipasi jangan sampai ada jamaah yang masih berada di Muzdalifah pada pukul delapan atau pukul sembilan," kata Arsyad yang ditemui di Kantor Daker Makkah, Sysiah, Jumat (26/8). "Karena, pada hari itu (hari Arafah), jam delapan itu sudah sangat panas sekali," tambahnya.

Arsyad mengatakan kondisinya sungguh berisiko jika jamaah masih berada di Muzdalifah pada pukul 08.00 atau 09.00. Karena jamaah dalam keadaan lelah, belum makan dan harus terkena panas.

"Karena itu, kita mengusulkan agar pemberangkatan dari Muzdalifah ke Mina itu disegerakan pada pukul 22.00 atau 23.00 wkatu setempat. Seluruh jamaah bisa kita dorong dan berakhir sebelum pukul 07.00 pagi keesokan harinya," katanya.

Arsyad tidak ingin kejadian empat atau lima tahun silam terulang kembali. Pada tahun itu, jamaah haji Indonesia masih berada di Muzdalifah pada pukul sepuluh siang. Kondisi tersebut sudah tidak kondusif karena suhu udara sangat panas dan jamaah berada di tempat terbuka dalam kondisi belum makan.

"Kalau kejadian empat lima tahun lalu terjadi tahun ini, mungkin kita tidak bisa membayangkan. Karena ini, upaya yang baik bagaimana supaya kita lakukan bersama-sama," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement