Ahad 28 Aug 2016 06:03 WIB

Tips Siasati Cuaca Panas di Armina

Rep: Didi Purwadi/ Red: Achmad Syalaby
Jamaah Haji saat wukuf di Arafah, Rabu (23/9)
Foto: muslimvoices.org
Jamaah Haji saat wukuf di Arafah, Rabu (23/9)

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Suhu udara di Makkah, Arab Saudi, terus merangkak naik hingga 43 derajat celcius pada Sabtu (27/8). Jamaah haji Indonesia diminta untuk pandai-pandai menyiasati situasi tersebut terutama saat menjalani prosesi Armina yang kurang lebih tinggal dua pekan lagi.

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh jamaah untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem saat menjalani prosesi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Berikut beberapa tips yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Jamaah yang juga Kepala Satuan Operasional Armina, Jaetul Muchlis, Sabtu (27/8).

Pertama, saat berada di padang pasir Arafah, jamaah diharapkan membatasi pergerakan terutama pada siang hari. “Jamaah di Arafah diharapkan tetap tinggal di tendanya masing-masing. Jamaah jangan melaksanakan kegiatan di siang hari,” pesan Jaetul Muchlis.

Menurut Jaetul, petugas akan ditempatkan melekat dengan jamaah di setiap Maktab. Hal tersebut untuk mengantisipasi bahaya kebakaran.Kedua, tips saat jamaah berada di Muzdalifah untuk mengambil batu kerikil untuk lempar jumrah. Jaetul mengatakan pihak muassasah akan menyiapkan karpet dan oksigen di sekitar toilet. 

“Untuk mengurangi pergerakan jamaah, maka batu kerikil di Muzdalifah akan dikonsentarsikan mengelilingi toilet,” kata dia.  Jadi, jamaah terkonsentrasi pada satu titik untuk bisa melakukan dua hal sekaligus yakni kebutuhan toilet dan mencari batu kerikil.

Tips ketiga, saat berada di Mina, jamaah diharapkan memperhatikan jadwal keberangkatan. Ini terutama jamaah yang menempati tenda di Mina Jadid. Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah Indonesia yang menempati tenda di Mina Jadid tersebut diminta untuk tidak bergerak ke Jamarat sebelum pukul 12 siang. Sebab, kata Jaetul, saat itu sedang berlangsung pergerakan jamaah dari Muzdalifah menuju Mina melalui  jalur taraddudi (shuttle bus).  

“Mina Jadid menjadi perlintasan bus taraddudi sehingga ada potensi kerawanan jika sebelum jam 12 jamaah ikut geser dari Mina Jadid,” katanya.  Pergerakan jamaah dari Mina Jadid pun dikhawatirkan akan mengganggu pergerakan bus taraddudi sehingga berpotensi menimbulkan kemacetan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement