Senin 29 Aug 2016 04:51 WIB

Dari Mesir Via Suriah, Kisah Ibnu Batutah Tentang Kiswah Pelindung Ka'bah

Kabah dengan kain penutupnya, kiswah, yang mulai terangkat bagian ujung bawahnya.
Foto:
Mesir merupakan salah satu tempat favorit wisata religi. Tampak turis sedang membeli kain kiswah di Pasar Husein, Kairo, Mesir, beberapa waktu lalu.

Jarak Damaskus-Makkah kira-kira terentang 820 mil. Jarak sejauh itu ditempuh para peziarah dengan naik onta  antara  45-50 hari. Di zaman akhir Kekhalifahan Ottoman Turki (tahun 1900-an) rute tersebut kemudian dibangunkan rel kereta api yang 'mengular' sampai ke tanah Hijaz. Namun jalur kereta api  ini sekarang sudah tak ada lagi. Menjelang Perang Dunia II  rel  dibongkar dan kemudian diganti dengan jalur jalan kendaraan biasa. Bila naik bus, jalur Danaskus-Makkah sekarang ditempuh waktu sekitar 24 jam. Sedangkan jalur Turki-Makkah di tempuh sekitar 40 jam.

Nah, bila dirunut dari Damaskus jalan menuju Makkah itu awalnya menuju ke arah selatan, menyisir sisi selatan Gurun Suriah sampai ke Oasis Ma'an. Dari tempat ini alur perjalanan sedikit berbelok ke arah tenggara, memutar Teluk Aqaba dan melintasi dataran tinggi yang ada di sepanjang pedalaman tepi timur pegunungan Hijaz. Setelah sampai di Tabuk, yang merupakan pintu gerbang utara menuju kawasan Arabia, karavan berhenti dalam waktu beberapa hari untuk beristirahat dan memberi minum unta-unta mereka.

Perlunya kondisi badan yang segar memang sangat penting karena jalur perjalanan berikutnya akan memasuki daerah yang tandus bergunung-gunung yang gundul dan berlembah luas berisi bebatuan karena di zaman purba merupakan bekas lapangan lahar. Nuansa keras ini harus dijalani sebelum kemudian masuk ke kota Madinah. Para pengelana gurun Arabia semenjak dahulu menceritakan bila wiayah utara Hijzaz tersebut sebagai suatu wilayah yang buas dan menakutkan.

"Bila sampai di tempat itu, para peziarah dan orang yang menuju Makkah berisiko besar diserang 'samum' (angin gurun yang sangat kering. Persediaan air bisa habis menguap. Harga air bisa sampai seribu dinar, tetapi keduanya si pembeli dan si penjual itu sama-sama mati,'' tulis Ibnu Batutah ketika mengisahkan suasana perjalanan dari Damaskus menuju Makkah.

Kain Kiswah pada saat itu berada di barisan depan karavan peziarah haji. Benda itu dijaga sejumlah orang yang dipimpin seorang pejabat tinggi yang ditunjuk Sultan Turki sebagai Amir-Al Hajj. Rombongan pembawa kiswah dan Amir-Al Hajj memakai bendera berwarna meriah. Kiswah dibawa dengan menumpangkannya di banyak punggung unta.

Tentu perjalanan membawa kiswah dari Mesir menuju Makkah dengan melintasi gurun  pasir saat itu sebuah perjalanan yang sangat menantang dan sulit. Apalagi  ukuran kiswah sendiri sangatlah besar. Kain ini memiliki luas 658 m2 dan terbuat dari sutera seberat 670 kg. Jahitannya terdiri dari benang emas seberat 15 kg. Kain ini terdiri dari 47 bagian kain dan masing-masing kain memiliki panjang 14 m dan lebar 101 m.

Sayangnya acara mengganti kain kiswah tak bisa disaksikan semua calon haji. Ini karena kiswah akan diganti ketika mereka sudah mulai bergerak ke Arafah, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah. Namun, para jamah haji --terutama asal Indonesia-- masih bisa melihat persiapan penggantian kiswah yang lazim ditandai dengan ditariknya kain kiswah yang berada di bagian bawah bawah Ka'bah. Akibatnya, saat itu Ka’bah terlihat seperti orang berpakaian setengah badan. Penarikan kain kiswah ke atas ini lazim terjadi sepekan sebelum puncak haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement