Ahad 04 Sep 2016 01:00 WIB

Dimensia Landa Jamaah Haji Lansia

Jamaah Haji Lansia
Foto: Republika/M Subarkah
Jamaah Haji Lansia

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- "Padi saya belum sempat dijemur ...karena kemarin saya baru dari Sumatera." Kakek berusia sekitar 70-an tahun itu bergumam kepada petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang memintanya beristirahat dahulu di lobi hotel Al Tayseer Towers Hotel, Jumat (2/9) petang.

Masih mengenakan pakaian ihram lengkap, jamaah yang berangkat melalui embarkasi Jakarta-Bekasi kelompok terbang (kloter) 61 itu sepintas lalu terlihat sehat kecuali beberapa rona merah di tubuhnya, yang tampak bagai jejak sengatan mentari.

Ditemukan oleh petugas terpisah dari rombongannya di kawasan Masjidil Haram, kakek yang mengaku bernama Suhendi, itu tidak tampak lemas kelelahan sebagaimana rekan-rekannya yang lain.

Namun, cara dia berbicara menunjukkan salah satu ciri-ciri orang yang mengalami disorientasi atau mengalami demensia. Ia dengan lancar bercerita mengenai pengalamannya bertempur melawan tentara Jepang namun sama sekali tidak menyadari bahwa dia tengah berada di Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji.

Ingatannya selalu membawanya ke Pangandaran, kampungnya, tempat dia meninggalkan hasil panennya yang belum dijemur atau puluhan ternaknya. Tetapi berbeda dengan beberapa jamaah yang terkadang menjadi agresif ketika terpisah dari rombongannya, kakek Suhendi terlihat tenang.

Dia menurut ketika diminta duduk menanti petugas mencari lokasi kamar ataupun rekan satu rombongannya. Diam tidak banyak protes. Si kakek yang baru tiba pada Jumat dini hari di kota kelahiran Nabi Muhammad SAW itu pun tak banyak dapat bertutur ketika ditanya petugas apakah telah melaksanan ibadah umrah wajib.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement