REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Dua orang jamaah haji Indonesia mengalami kasus penipuan saat mereka kebingungan di terminal Gaza, Makkah, Rabu (31/8). Dibujuk akan diantarkan pulang ke pemondokannya, mereka justru ditipu sehingga harus kehilangan uang sehari-harinya yang ditaruh di dalam tas.
Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Daker Makkah, Wagirun Tupan Towinangun, mengatakan kasusnya bermula ketika kedua jamaah itu kebingungan di sekitar terminal Gaza, seperti dilaporkan wartawan Republika.co.id, Didi Purwadi.
‘’Terlihat agak kebingungan, mereka disamperin sama orang yang memakai mobil. Lalu ditanya, bapak mau kemana?’’ kata Wagirun saat ditemui di Syisyah, Makkah, Sabtu (3/9).
Kedua jamaah itu menceritakan bahwa mereka kebingungan mencari arah pulang ke pemondokan. Mereka akhirnya ditawarkan bantuan untuk diantarkan pulang. ‘’Ditawarkan jasa, mereka mau. Mereka akhirnya diajak naik masuk mobil,’’ katanya.
Di dalam perjalanan, pelaku berlaku sopan ketika menanyakan alamat kedua jamaah tersebut. Pelaku pun minta izin untuk melihat tas jamaah guna mencari informasi terkait alamat pemondokannya. ‘’Alamatnya dimana, pak? Coba lihat tasnya, pak? Modusnya kan seperti itu. Saat melihat-lihat tasnya jamaah, eksekusinya di situ,’’ kata Wagirun.
Pelaku mengambil uang tanpa diketahui si pemilik tas. Kedua jamaah tersebut diturunkan di sebuah warung dan dijanjikan akan dijemput oleh bosnya pelaku.
‘’Ditunggu sampai kapan pun, ya nggak bakal datang bosnya. Begitu ngecek tasnya karena mau naik taksi, ternyata amplopnya sudah hilang. Rata-rata isinya living cost,’’ katanya.
Selain kasus penipuan, kasus perampasan juga menimpa jamaah haji Indonesia. Kasus perampasan ini terjadi di wilayah arah Jarwal dan Misfalah yang memang terbilang rawan. ‘’Pelaku mengenakan pakaian abaya dengan cadar hitam. Pelaku merampas tas jamaah dan langsung kabur. Korbannya suami istri,’’ katanya.
Sementara, kasus kehilangan barang atau uang akibat kelupaan juga banyak menimpa jamaah haji Indonesia. Barang hilang akibat faktor lupa ini merupakan kasus yang paling rentan karena jamaah haji Indonesia kebanyakan golongan usia lanjut. ’’Taruh barang dimana, lalu lupa dibawa. Hampir rata-rata kasus itu dialami oleh jamaah kakek-kakek. Kejadiannya ada beberapa kejadian,’’ kata Wagirun.