Kamis 02 Aug 2018 15:37 WIB

Kejahatan Intai Jamaah, Tim Linjam Upayakan Investigasi

Program perlindungan jamaah bertujuan untuk menolong jamaah yang mengalami kesulitan.

Jamaah haji Indonesia mendapatkan bimbingan ibadah dari petugas haji di Sektor 2 Makkah.
Foto: Republika/Erdy Nasrul
Jamaah haji Indonesia mendapatkan bimbingan ibadah dari petugas haji di Sektor 2 Makkah.

Laporan Wartawan Republika.co.id, Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Kejahatan yang marak mengincar jamaah Indonesia akan diantisipasi. Caranya dengan membuat rencana penanganan kejahatan yang dibuat petugas perlindungan jamaah (Linjam) di berbagai sektor. “Tim linjam sudah punya program itu, semacam operasi senyap,” ujar Kepala Daerah Kerja Makkah Dr Endang Jumali pada Kamis (2/8).

 

Program perlindungan jamaah bertujuan untuk menolong jamaah yang mengalami kesulitan ketika melaksanakan ibadah haji. Di Sektor Khusus misalnya, petugas di sana membantu jamaah yang tersesat. Mereka juga membantu jamaah menyelesaikan rangkaian ibadah haji.

 

Jika ada jamaah yang kesulitan menyelesaikan sa’i, linjam akan membantu mereka menyelesaikannya dengan berbagai cara. Ada yang menggendong jamaah. Ada juga yang membawa jamaah dengan kursi roda untuk tawaf atau sa’i.

Baca: Jamaah Indonesia Jadi Korban Pencurian

 

Berikutnya, linjam juga bertugas mengantisipasi kejahatan dengan sasaran jamaah Indonesia. Hal ini pernah dilakukan secara tertutup. Endanga mengatakan, ada beberapa orang anggota linjam yang menyamar. Ketika mengetahui keberadaan penjahat, mereka akan membekuknya. "Orang itu akan dibawa ke kantor daerah kerja untuk diinterogasi. Kita sudah pernah melakukan ini. Tim membuat berita acara pemeriksaan,” ujar Endang.

 

Penjahat melancarkan aksinya dengan beragam cara. Ada yang berpura-pura menawarkan jasa dan berpura-pura menjadi petugas haji. Seperti yang dialami jamaah kelompok terbang dua dari Padang Asyhari Arif (71 tahun) beberapa hari lalu.

 

Penjahat yang bisa berbahasa Indonesia membantunya mengambilkan air zamzam terlebih dahulu. Kemudian jamaah ingin buang air kecil di toilet. Penjahat kemudian mengambil tas biru Asyhari dengan alasan Alquran yang ada di dalamnya tak boleh dibawa masuk ke toilet.

 

Ketika itulah dompet Asyhari diam-diam diambil. Tas biru kemudian dikembalikan kepada Asyhari setelah membersihkan diri. Mereka kemudian berpisah. Beberapa saat kemudian Asyhari baru menyadari dompetnya berisikan 80 riyal dan puluhan ribu rupiah dicuri.

 

Endang mengimbau jamaah untuk benar-benar memperhatikan seragam petugas haji. Pakaian tersebut selalu berbeda dari tahun ke tahun. “Seragam petugas pasti ada nama dan tahun kerja. Seperti sekarang ini, di bagian belakang ada tulisan petugas haji 2018,” kata Endang.

 

Penjahat juga beraksi dengan berpura-pura sebagai saudara jamaah. Mereka berani beraksi dengan memasuki hotel-hotel jamaah haji, bahkan berani memasuki kamar jamaah. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengantisipasi hal ini dengan menugaskan tim perlindungan jamaah di setiap hotel. Petugas tersebut mendapatkan amanah untuk menjaga keamanan jamaah selama berada di hotel.

 

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan, PPIH Arab Saudi selalu berkoordinasi dengan petugas keamanan di Masjidil Haram. Jika menemukan pelaku kejahatan, mereka akan membawa ke kepolisian setempat untuk penegakkan hukum. “Komunikasi dengan pemerintah Arab Saudi selalu kita lakukan untuk meningkatkan pelayanan dan perlindungan jamaah,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement