REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kepala Daker Makkah, Arsyad Hidayat, mengingatkan jamaah haji Indonesia jangan lupa membawa makanan sebagai bekal saat melaksanakan wukuf di Arafah. Terutama jamaah yang bergerak menuju Arafah pada pagi,l 8 Dzulhijah atau 10 September.
“Jamaah yang berangkat pagi hari, harus mempersiapkan diri membawa makanan ringan seperti roti atau lainnya,’’ kata Arsyad saat sosialisasi persiapan Armina di hadapan para ketua kloter dan ketua rombongan di Aziziah, Makkah, Ahad (4/9) malam waktu setempat atau Senin (5/9) dinihari WIB.
Gelombang pemberangkatan pertama dari pemondokan ke Arafah diberangkatkan pukul 07.00-11.30 waktu setempat. Mereka butuh membawa bekal makanan karena mereka baru akan mendapat makan pada malam harinya.
Sementara, gelombang kedua pemberangkatan siang hari masih bisa makan siang dulu sebelum berangkat ke Arafah sehingga relatif aman sampai nanti mendapatkan jatah makan malam. Gelombang terakhir yang diberangkatkan pukul 16.00-24.00 bisa langsung mendapat makan malam setibanya di Arafah.
Menurut Arsyad, membawa bekal makanan sangat penting karena pastinya tidak ada di Arafah yang jualan makanan. Selama fase Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina), jamaah haji Indonesia akan mendapatkan tiga kali makan setiap hari selama lima hari sejak 10 September malam. Jamaah juga mendapat snack Muzdalifah sebagai bekal perjalanan jamaah dari Muzdalifah menuju Mina.
Arsyad mengimbau jamaah tidak membawa perlengkapan pakaian dan barang yang berlebihan sehingga membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih besar. Jamaah cukup membawa pakaian yang bisa dipakai sebagai ganti kain ihram bagi laki-laki atau bagi perempuan pakaian ganti.
“Cukup tas handbag yang mereka miliki. Toh makan sudah disiapkan. Kendaraan sudah ada. Paling mungkin tasbih dan Alquran, itu cukup,” kata Arsyad mengingatkan.