Selasa 06 Sep 2016 08:11 WIB

Jamaah Haji Diimbau tak Bawa Air Zamzam ke Bagasi

Rep: didi purwadi/ Red: Damanhuri Zuhri
Bagasi calon jamaah haji Indonesia
Foto: ANTARA
Bagasi calon jamaah haji Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mewaspadai titik krusial pemulangan kloter-kloter awal pada 17 September.

Berdasarkan pengalaman tahun lalu, kepulangan kloter-kloter awal sering kali mengalami delay karena waktunya tersita oleh pemeriksaan bagasi jamaah yang umumnya overweight (kepenuhan).

‘’Karena itu, pemeriksaan bagasi jamaah jangan dilakukan di bandara. Apalagi, madinatul hujjaj sudah tidak digunakan lagi tahun ini,’’ kata Menag Lukman di Aziziah, Makkah, Arab Saudi, Senin (5/9).

Selain itu, Menteri Agama juga mengatakan pihaknya semakin gencar mengumumkan bahwa jamaah tidak boleh menaruh air zamzam di dalam koper. Karena, hal tersebut pasti akan ketahuan oleh petugas bandara.

''Disimpan dengan dibungkus kain ihram, dililit lakban atau cara sebagainya, itu akan sia-sia karena pasti ketahuan dengan alat x-ray. Jadi, waktu banyak tersita terkait pemeriksaan bagasi jamaah sehingga keberangkatan kepulangan akhirnya mengalami penundaan,’’ jelas menag.

Sementara Kepala Daker Makkah, Arsyad Hidayat, mengatakan pihaknya terus menginformasikan terkait penimbangan koper dan barang bawaan. Jamaah haji terus diingatkan agar mempersiapkan barang bawaan pulang sebaik mungkin.

Jamaah diimbau jangan membawa barang yang dilarang, termasuk air zamzam ke dalam bagasi karena bisa merugikan orang lain. ‘’Penerbangan bisa tertunda atau barang yang tidak terbawa. Apalagi, tahun ini tidak ada lagi city check in,’’ katanya mengingatkan.

Pada tahun lalu, city check in kepulangan dilakukan di Madinatul Hujaj. Madinatul Hujaj adalah nama tempat di Jeddah yang selama ini digunakan untuk melakukan proses city check in. Di situ, ada proses pemeriksaan barang bawaan atau koper jamaah haji Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement