REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Selasa (6/9) merupakan hari terakhir jamaah bersama bus salawat. Bus yang selama ini setia mengantarkan ratusan ribu jamaah ke Masjidil Haram ini akan ditarik untuk difokuskan pada pelayanan transportasi Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina).
Sejak kehadiran pertamanya 17 Agustus lalu, bus salawat ini memang mencuri perhatian. Contohnya bus salawat yang dikelola perusahaan Rwaheel ini. Bus berkapasitas 70 orang ini memiliki tali pegangan berlapiskan bahan karet sehingga tidak licin ketika dipegang.
Untuk sementara waktu, jamaah tidak akan bisa menikmati layanan bus salawat. ‘’6 September adalah hari terakhir beroperasinya bus salawat. Karena, mulai tanggal tujuh, sebagian besar jalanan yang ada di Makkah ini sudah ditutup. Terutama jalan-jalan yang berdekatan dengan Masjidil Haram itu sudah ditutup sehingga bus salawat tidak bisa beroperasi,’’kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Senin (5/9).
Jamaah haji Indonesia otomatis tidak bisa pergi ke Masjidil Haram dengan menggunakan bus salawat. Jikapun ingin ke Masjidil Haram, mereka bisa naik taksi atau berjalan kaki bagi jamaah yang pemondokannya masih terbilang dekat dengan Masjidil Haram.
Namun, Menag Lukman Hakim Saifuddin mengimbau jamaah lebih baik memanfaatkan momen tidak beroperasinya bus salawat ini untuk beristirahat jelang wukuf di Arafah.
‘’Inilah waktu yang tepat bagi jamaah untuk tetap tinggal di hotelnya masing-masing guna memulihkan kondisi tubuh sehingga fisik prima saat menunaikan ibadah wukuf nanti,’’ katanya.
Jamaah haji Indonesia tidak hanya tidak bisa lagi menggunakan jasa bus salawat untuk pergi ke Masjidil Haram. Mereka pastinya juga akan kehilangan momen nonton gratis film sejarah Makkah-Madinah.
Pengelola bus salawat tidak hanya memutarkan rekaman video, tapi juga menjajakan vcd rekaman video tersebut dengan harga 20 riyal.