REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei kembali mengkritik penyelenggaraan haji usai tewasnya ratusan jamaah haji pada tahun lalu. Khamenei bahkan mendesak negara-negara Muslim segera mempertimbangkan pencabutan hak Arab Saudi mengatur ibadah tahunan umat Muslim tersebut.
Arab Saudi pada Senin (5/9) kemudian menjawab dengan menuding Iran, yang juga merupakan seteru regional Riyadh, berupaya mempolitisir ritual suci tersebut. Mereka mengatakan Teheran telah membahayakan keamanan para jamaah dengan aksinya.
"Pemerintah Iran adalah pihak yang tidak ingin jamaah asal negara tersebut datang ke sini untuk alasan-alasan yang terkait dengan diri mereka sendiri. Hal ini juga terkait dengan upaya mereka mempolitisir haji dan mengubahnya menjadi ritual yang bertentangan dengan ajaran Islam dan oleh karena itu membahayakan keberlangsungan ibadah suci ini," kata Putra Mahkota Mohammed bin Nayef sebagaimana dikutip dari kantor berita SPA.
Baca: Putra Mahkota Saudi: Iran Ganggu Keamanan Haji
Saat ini Nayef tengah mengawasi kembali persiapan rangkaian ibadah haji yang akan dimulai pada 11 September mendatang.
Sebagai pihak yang bertanggung jawab menjaga dua tempat paling suci dalam agama Islam, Makkah dan Madinah, Arab Saudi mempertaruhkan reputasi mereka setiap tahunnya dalam menyelenggarakan haji. Haji adalah salah satu dari lima rukum Islam yang diwajibkan bagi mereka yang mampu.
Tahun lalu, sebanyak 769 jamaah haji tewas akibat berdesakan dan terinjak-injak pada tahun lalu, atau yang terbesar sejak tragedi sama tahun 1990. Namun demikian, perhitungan dari sejumlah negara asal jamaah menunjukkan jumlah korban melampaui 2.000 orang dan sekitar 400 di antaranya merupakan warga negara Iran.
Iran menyalahkan Arab Saudi yang disebut tidak kompeten dalam menyelenggarakan ibadah haji. Jamaah dari Iran tidak bisa mengikuti ritual haji pada tahun ini setelah perundingan antara kedua negara berakhir dengan kegagalan pada Mei lalu.
"Karena tingkah laku opresif dari penguasa (Arab Saudi) terhadap tamu Allah (jamaah haji), dunia Islam harus secara fundamental mempertimbangkan kembali manajemen dua tempat suci dan persoalan haji," kata Khamenei dalam sebuah pesan yang dikutip dari media milik pemerintah Iran.
"Mereka (negara-negara Muslim) tidak boleh membiarkan para penguasa itu lari dari tanggung jawab terhadap kejahatan yang mereka sebarkan ke belahan dunia Islam," kata Khamenei sambil mendaftar keterlibatan Arab Saudi dalam sejumlah konflik di Irak, Yaman, dan Suriah yang bertentangan dengan sikap Iran. Riyadh sendiri menuding Teheran berlaku sebaliknya dengan mengguncang stabilitas negara-negara Teluk.