REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi VIII DPR Iskan Qolba Lubis, menilai fasilitas hotel bagi jamaah haji Indonesia di Madinah, khususnya persoalan lokasi, masih terlalu jauh, meskipun telah berada di area lingkar (ring) satu di Masjidil Haram. Ada 115 hotel di Madinah yang disewa untuk jamaah haji asal Indonesia saat ini terletak di ring satu.
Namun, pada waktu yang sama di Makkah, tidak banyak peningkatan fasilitas. Menurut Iskan, masih ada hotel dengan jarak mencapai 4.398 meter dari ring satu. “Jarak sejauh itu sudah pasti jemaah lansia sulit ke masjid,” jelas Iskan, saat mengawasi pelaksanaan ibadah haji DPR RI di Arab Saudi, dalam keterangan persnya, Rabu (7/9).
Menurut Iskan, Kementerian Agama (Kemenag) selama ini dinilai belum transparan menyangkut fasilitas bagi jamaah haji Indonesia di tanah suci. Sebab, selama ini Kemenag hanya menyampaikan data yang sangat normatif dan tidak substantif. Hal itu membuat Komisi VIII DPR RI kurang optimal dalam fungsi pengawasan.
Iskan menambahkan, data yang disampaikan hanya sekitar tahapan penyelenggaraan haji yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Namun, pada waktu yang sama, proses tender, pengelolaan APBN, dan dana masyarakat yang dikelola Kemenag seolah tertutup rapat.
Belum idealnya fasilitas bagi jamaah haji Indonesia ini, lanjut Iskan, semakin menguatkan upaya untuk memisahkan antara regulator dan operator dalam penyelenggaraan haji. Apalagi, Kemenag mengendalikan dana lebih dari Rp 50 triliun.