Rabu 07 Sep 2016 21:18 WIB

35 Oksigen Konsentrat Disiapkan untuk Armina

Rep: Didi Purwadi/ Red: Ilham
Masidil Haram dipadati jamaah seminggu menjelang pelaksanaan haji tahun ini. (REUTERS/Ahmed Jadallah)
Foto: REUTERS/Ahmed Jadallah
Masidil Haram dipadati jamaah seminggu menjelang pelaksanaan haji tahun ini. (REUTERS/Ahmed Jadallah)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Tim Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan 35 oksigen konsentrat untuk persiapan Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina) yang tinggal dua atau tiga hari lagi. Dilaporkan wartwan Republika.co.id, Didi Purwadi, keberadaan oksigen konsentrat dibutuhkan untuk jamaah dalam kondisi sakit yang membutuhkan oksigenasi.

"Sebanyak 25 oksigen konsentrat disiapkan di Arafah dan 10 disiapkan di Mina," kata Kapus Kesehatan Haji Kemenkes, Muchtaruddin Mansyur, saat bertemu Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Makkah, Khalidiyah, Arab Saudi, Rabu (7/9), waktu setempat.

Oksigen konsentrat diperlukan bagi pasien yang membutuhkan oksigenasi seperti pasien paru dan jantung. Oksigenasi secara umum bisa membantu proses pemulihan atau penyembuhan.

Oksigen konsentrat akan ditempatkan di enam klinik yang tersebar di beberapa titik tempat jamaah haji Indonesia di Arafah. Selain mempersiapkan oksigen konsentrat, tim kesehatan juga menyediakan 10 bus yang didesain untuk kebutuhan pasien yang akan menjalani safari wukuf.

"Data sementara ada 70 pasien yang akan menjalankan safari wukuf," kata Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Anung Sugihantono.

Bus safari wukuf akan dilengkapi peralatan medis standar seperti infus dan emergency kits. Bus juga akan didesain dengan kebutuhan pasien.

Dari sepuluh bus tersebut, sebanyak empat bus didesain dengan kontruksi pelayanan safari wukuf dalam posisi tidur atau berbaring. Sedangkan, enam bus lainnya diskenariokan untuk jamaah yang masih bisa melakukan safari wukuf dalam posisi duduk.

Ambulan juga disiapkan untuk jamaah yang memang tidak bisa melakukan wukuf dalam posisi berbaring atau duduk. Di luar persiapan tersebut, Muassasah Asia Tenggara selaku wakil pemerintah Arab Saudi dalam pelayanan haji telah menyiapkan 27 ambulan yang bisa digunakan untuk kebutuhan jamaah haji Indonesia.

"Kita harus bisa memaksimalkannya karena Saudi tidak menyediakan tenaga medisnya, hanya menyediakan ambulan dan sopirnya saja," kata Anung.

Petugas haji Indonesia diberikan akses untuk pemanfaatan ambulan tersebut. Tujuh ambulan akan digunakan untuk mengangkut jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia selama proses Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina). Sisanya sebanyak 20 unit ambulan digunakan untuk kebutuhan evakuasi.

"Misalkan ada jamaah yang mengalami patah tulang dan butuh dirujuk ke rumah sakit, maka ambulan itu bisa digunakan untuk evakuasi," kata Anung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement