REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pjs Safari Wukuf dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKIH), Muhammah Ikhsan Adiguna, mengatakan timnya masih terus meng-update data jumlah jamaah haji Indonesia yang akan menjalankan safari wukuf dan akan dibadalhajikan. Dari data sementara, jumlah jamaah safari wukuf sebanyak 76 orang dan jamaah badal haji sebanyak 8 orang.
"Itu data yang masuk di KKHI, belum termasuk data yang ada di sektor-sektor. Kita masih terus update terkait datanya," kata Muhammad Ikhsan ketika dihubungi di Syisyah, Makkah, Arab Saudi, Kamis (8/9) siang waktu setempat.
Muhammad Ikhsan mengatakan tim kesehatan menyiapkan sebanyak 10 bus untuk keperluan safari wukuf. Dari jumlah tersebut, sebanyak empat bus didesain untuk jamaah haji Indonesia yang melakukan safari wukuf dalam posisi berbaring atau tidur. Sementara sisanya sebanyak enam unit bus diskenariokan untuk jamaah yang masih bisa melakukan safari wukuf dalam posisi duduk.
Sementara itu, dua ambulan disiapkan sebagai langkah antisipasi jika ada jamaah yang berada di dalam bus safari wukuf itu tiba-tiba membutuh pertolongan medis. "Dua ambulan itu disiapkan di depan dan belakang bus safari wukuf," kata Muhammad Ikhsan.
Soal kapasitas bus safari, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes Anung Sugihantono mengatakan kapasitasnya bisa antara empat sampai delapan orang. Desain bus safari wukufnya disesuaikan dengan kondisi jamaah pasiennya. Jika kebanyakan pasiennya tidak bisa duduk alias bisanya hanya berbaring tidur, maka busnya didesain untuk kapasitas empat atau lima orang saja. "Kapasitasnya tergantung tingkat kegawatan yang dihadapi jamaah," kata Anung.
Pemerintah Arab Saudi pun menyediakan 27 ambulan untuk kebutuhan jamaah haji Indonesia. Tujuh ambulans akan digunakan untuk mengangkut jamaah haji Indonesia yang meninggal dunia. Sementara, sisanya sebanyak 20 unit ambulans akan digunakan untuk evakuasi apabila ada sesuatu yang memang membutuhkan evakuasi. "Misalnya ada jamaah yang mengalami patah tulang dan butuh dirujuk ke rumaha sakit, maka ambulan evakuasi dapat digunakan," kata Anung.
Namun, Anung mengatakan pemerintah Arab Saudi hanya menyediakan ambulans dan sopirnya. Sementara, tenaga medisnya harus disediakan dari pihak Indonesia.