Jumat 09 Sep 2016 21:00 WIB

TGC Siap Layani Jamaah

Rep: Didi Purwadi/ Red: Agus Yulianto
Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di daerah kerja (Daker) Makkah, Arab Saudi.
Foto: Kemenag/Media Center Haji
Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di daerah kerja (Daker) Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Tim kesehatan PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) Arab Saudi menyiapkan Tim Gerak Cepat (TGC) guna melayani jamaah haji Indonesia selama menjalani wukuf di Arafah pada 11 September mendatang. Sejumlah peralatan medis dan klinik satelit pun telah disiapkan guna memberikan pelayanan maksimal bagi jamaah.

"Di Arafah, kita memiliki Tim Gerak Cepat (TGC) yang memperkuat peranan klinik maktab dan klinik satelit," kata Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Anung Sugihantono, ketika dihubungi di Syisyah, Makkah, Jumat (9/9).

Kehadiran TGC merupakan hal yang baru dalam pelayanan kesehatan terhadap jamaah haji Indonesia. Tim yang terdiri dari tim kesehatan dan tenaga musim ini bertugas memandu jamaah untuk melaksanakan kegiatan di Arafah, Muzdalifah dan Mina. Tim ini dilengkapi dengan perlengkapan medis untuk pertolongan pertama bagi jamaah.

Selain itu, TGC juga akan bekerja sama dengan pemerintah Saudi untuk persiapan mekanisme evakuasi. Total ada 40 tenaga kesehatan dan 6 tenaga musiman yang tergabung dalam Tim Gerak Cepat ini. "Jumlah tersebut dibagi menjadi enam tim. Mereka bekerja mobile bersama Tim Promosi Preventif (TPP)," katanya seperti dilaporkan Wartawan Republika Didi Purwadi dari Makkah.

Tim Promosi Preventif (TPP) bertugas menyosialisasikan segala sesuatu terkait pelayanan kesehatan. Termasuk, tugasnya TPP yang memberikan dan menyosialisasikan informasi persiapan Armina terkait pelayanan kesehatan, prediksi suhu, dan langkah antisipasinya, penggunaan sprayer, penggunaan masker, serta hal-hal yang harus dilaksanakan dan dihindari di sana.

Meski bekerja mobile, kedua tim ini memiliki pos di klinik satelit yang jumlahnya sebanyak enam unit. Kapus Kesehatan Haji Kemenkes Muchtaruddin Mansyur mengatakan, enam klinik satelit di Arafah itu ditempatkan di titik strategis sehingga mampu menjangkau 52 maktab jamaah haji Indonesia di Arafah.

Ada minimal enam velbed yang disiapkan di klinik satelit. Peralatan oksigen konsentrator juga disediakan sebagai alternatif dari tidak diperbolehkannya gas termasuk oksigen dibawa ke wilayah Arafah. Ada juga peralatan-peralatan medis lainnya.

Muchtaruddin mengatakan, Klinik Satelit akan dikelolah oleh tim kesehatan dari daerah kerja Makkah dan Madinah. Sementara, KKHI (Klinik Kesehatan Haii Indonesia) yang terletak di Khalidiyah tersebut akan ditangani oleh tim kesehatan dari Jeddah.

Selain klinik satelit dan KKHI, ada satu klinik yang melekat di tiap maktab yakni klinik maktab. Muchataruddin mengatakan klinik maktab dikelola oleh TKHI (Tenaga Kesehatan Haji Indonesia) yang ada di tiap kloter. Tiap maktab minimal terdiri atas 6-8 tim TKHI yang masing-masing tim terdiri atas satu dokter dan dua tenaga medis.

Muchtaruddin mengatakan, ketiga klinik tersebut merupakan satu kesatuan dalam sistem kerja yang berjenjang dalam bentuk rujukan. Jika tidak bisa diatasi di klinik maktab, jamaah akan dirujuk ke klinik satelit yang lokasinya tidak jauh. Dan ketika tidak bisa ditangani di klinik satelit, jamaah akan dirujuk ke KKHI yang fasilitas perlengkapan medisnya lebih lengkap. "Jadi, kegiatannya tidak tersentralisasi sehingga mempermudah jamaah untuk mendapatkan layanan kesehatan," katanya.

Tim Kesehatan juga mendapat fasilitas dari pemerintah Arab Saudi berupa ambulan sebanyak 27 unit. Sebanyak 7 unit ambulan disiapkan untuk jamaah korban meninggal. Sementara, 20 unit ambulan digunakan untuk evakuasi jika terjadi sesuatu yang membutuhkan membawa jamaah untuk dievakuasi.

Ada juga bus safari wukuf yang disiapkan sebanyak 10 unit. Sebanyak empat unit disiapkan bagi jamaah yang hanya bisa melakukan safari wukuf dengan posisi berbaring atau tidur. Sisanya didesain menjadi bus safari wukuf yang akan digunakan oleh jamaah melakukan safari wukuf dalam posisi duduk. Kapasitas bus safari wukuf berkisar antara 4-8 orang.

Klinik Mina

Muchtaruddin mengatakan, pihaknya sedang mengupayakan pola pelayanan kesehatan Mina yang sama dengan pola pelayanan kesehatan di Arafah. Pihaknya sedang bernegosiasi dengan Muassasah bidang kesehatan untuk setidaknya mengalokasikan tenda untuk tenaga kesehatan sehingga mudah dikenal. "Kalau tersebar, itu kan agak susah. Tapi, tetap ada KKHI yang sudah disiapkan. Seperti yang kita katakan sudah siapkan."

Tim Kesehatan PPIH tetap berharap ada satu klinik di Mina yang menjadi pusat pelayanan kesehatan bagi jamaah haji Indonesia. Namun, pihaknya tetap mengambil alternative jika pengajuan satu klinik di Mina itu tidak bisa terwujud.

"Untuk mengatasi itu, kita melakukan mobile team yang dikoordinasi TGC. Akan dibagi dalam enam zona itu untuk daerah-daerah yang sesuai pergerakan dan yang sesuai penempatan tenda-tenda jamaah," katanya.

FAKTA ANGKA:

Tim Gerak Cepat =  46 orang

Tim Promosi Preventif = 46 orang

Klinik Satelit = 6 unit

Klinik Maktab = 52 unit

KKHI = 1 unit

Bus Safari Wukuf = 10 unit

Ambulan KKHI = 2 unit

Ambulan Saudi = 27 unit

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement