REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus mendata jamaah haji Indonesia yang akan dibadalhajikan. Bersamaan dengan pendataan tersebut, PPIH juga terus merekrut petugas badal haji yang dapat biaya 1.500 riyal untuk jasanya membadalhajikan jamaah haji Indonesia.
"Setelah menetapkan siapa yang dibadalhajikan, kita kemudian menetapkan orang yang membadalhajikan," kata Direktur Pembinaan Haji Umrah Kemenag, Muhajirin Yanis, di kantor Daker Makkah, Syisyah, seperti dilaporkan Wartawan Republika Didi Purwadi, Jumat (9/9).
Muhajirin mengatakan, PPIH masih terus melakukan perekrutan pembadal haji. Diambil dari dana BPIH (Biaya penyelenggaraan Ibadah Haji), para pembadal haji itu dibayar sebesar 1.765 riyal. Setelah dipotong pajak 15 persen, mereka bersih menerima uang jasa sejumlah 1.500 riyal (Rp 5,2 juta).
Para pembadal haji akan diseleksi secara ketat. Mereka mengajukan permohonan secara tertulis lalu diwawancara terkait penguasaanya tentang manasik haji. Setelah diterima sebagai tenaga badal haji, mereka akan mendapat pendalaman dari para ustaz yang tergabung dalam Amirul Haj.
"Hal tersebut agar mereka betul-betul memiliki komitmen untuk membadalhajikan karena ini amanah," katanya.
Muhajirin mengatakan, setiap petugas membadalkan satu orang. Panitia nanti akan menetapkan siapa membadalkan siapa. Tidak boleh satu orang membadalkan sampai dua orang. Pembadal haji pun harus punya syarat yakni sudah pernah berhaji, tenaga musiman dan mukimin.
Menurut Muhajirin, panitia selama ini tidak pernah kesulitan dalam mencari tenaga badal haji. Pada tahun lalu, ada sebanyak 225 jamaah yang dibadalhajikan. "Alhamdulillah, tenaga kita saat itu cukup. Kalau harus menambah tenaga, saya kira kita punya banyak petugas yang sudah berhaji," katanya.




