Ahad 11 Sep 2016 19:29 WIB

Larangan Demi Tercapainya Mabrur

Ilustrasi Pakaian Ihram
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Pakaian Ihram

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Khatib Wukuf Arafah, KH Miftahul Akhyar mengatakan ada beberapa larangan yang pantang dilakukan ketika dalam keadaan berihram. Jika larangan itu masih tetap dilakukan, maka berarti diri kita masih mengingat, melirik dan mementingkan syahwat.

"Padahal semuanya telah kalian lepas di Miqat," kata KH Miftahul Akhyar dalam khutbah wukuf di padang Arafah, Makkah, seperti dilaporkan wartawan Republika, Didi Purwadi, Ahad (11/9). (Baca: Lepaskanlah dan Gantilah dengan Kain Putih Sederhana)

Berikut sejumlah perbuatan-perbuatan yang dilarang dalam keadaan Ihram demi tercapainya kemabruran haji.

Pertama, jangan menggunakan wewangian agar tidak teringat kepada kesenangan-kesenangan di masa lalu. "Saat ini kalian berada didalam lingkungan spiritual. Oleh karenanya gunakanlah wewangi cinta," kata KH Miftahul Akhyar.

Kedua, jangan sakiti binatang-binatang termasuk serangga. Untuk sementara waktu, hiduplah dengan cinta. Jangan pula mencabut atau mematahkan pepohonan.

"Hendaklah kalian membunuh kecenderungan-kecenderungan yang agresif dengan bersikap damai terhadap alam," katanya. "Diri kalian saat ini sama tiada beda dengan yang lain."

Larangan berikutnya yakni jangan berburu. Bersikap baiklah kepada mahluk-mahluk lain. Jangan bercumbu dan melakukan hubungan kelamin agar memperoleh cinta sejati yang hakiki.

"Jangan berdandan," katanya. "Hendaknya kalian sebagaimana adanya dan diri kalian semua sudah kalian anggap tidak ada."

Jangan berlaku curang, bertengkar, mencaci-maki, atau bersikap sombong.

Jangan memotong rambut, jangan memangkas kuku, jangan menggunakan bedak dan minyak rambut, serta jangan membuat darah tertumpah.

Dan, jangan nikah baik ijab maupun qabul, baik untuk diri sendiri atau orang lain atau mewakilkan. "Jangan jahit pakaian kalian! Hindarkan perbuatan yang membuat kalian berbeda dengan orang lain," katanya

KH Miftahul Akhyar mengatakan masih ada larangan-larangan lainya yang perlu dicermati. "Agar kalian kembali ke negeri kalian betul-betul telah menjadi manusia yang baru yang mampu mengaplikasikan pelajaran yang amat penting ini sebagai konsekuensi haji yang mabrur," katanya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement