REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid berpendapat, makin panjangnya daftar tunggu ibadah haji menandakan, masyarakat yang berstatus kelas menangah ke atas di Indonesia semakin banyak jumlahnya. Maka dari itu, pemerintah harus memikirkan solusi untuk mengurangi antrean ibadah haji tersebut.
Salah satu cara yang bisa dilakukan menurutnya, meminta pemerintah Arab Saudi untuk menghentikan pemotongan 20 persen yang sempat diberlakukan saat merenovasi Masjidil Haram. "Pemotongan 20 persen itu dihentikan karena sekarang juga pembangunan tempat thowaf dan sai sudah selesai," kata Hidayat di Lapangan Parkir Barat Kampus Bumi LPPI, Jalan Kemang Raya Nomor 35, Jakarta, Senin (12/9).
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan kuota haji di negara-negara lain yang banyak tidak terpakai. Tahun ini misalnya, Iran tidak memakai kuota hajinya.
Menurutnya, Indonesia bisa memanfaatkan kuota tersebut dengan cara menjalin komunikasi dan lobi dengan pemerintah terkait."Itu kemudian daripada kosong, daripada gak dipakai lebih bagus kalau dipakai. Misalnya indonesia ngambil (kuotanya)," ucap pilitikus PKS tersebut.
Begitu pun dengan beberapa negara yang muslimnya minoritas, seperti Filipina, Muangthai, Vietnam dan lain sebagainya. Selama pemerintah bisa berkomunikasi dengan baik dan bisa melakukan lobi yang efektif, menurutnya kuota tersebut bisa dimanfaatkan.
"Daripada menghadirkan tragedi sebagian jemaah haji berhaji dengan cara-cara yang tidak tepat dan menghadirkan masalah dengan negara lain. Agar ini bisa tertutup ya dikomunikasikan secara legal formal saja," saran Hidayat.