REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Didi Purwadi dari Tanah Suci
MAKKAH -- Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Muchtaruddin Mansyur, mengatakan mobilisasi tim kesehatan sejauh ini terkendala masalah akses. Meskipun, sejauh ini tim kesehatan masih mampu melakukan tugasnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada jamaah.
‘’Mobilitas TGC (Tim Gerak Cepat) bisa dibantu dengan personel Linjam. Tapi, ini juga terkendala dengan akses ambulans yang terbatas ke area jamarat,’’ kata Muchtaruddin ketika dihubungi di Syisyah, Makkah, Selasa (14/9) siang.
Muchtaruddin mengatakan tim kesehatan yakni TGC sejauh ini mengatasi persoalan akses dengan menggunakan kursi roda atau cara manual lainnya seperti menggendong jamaah yang mengalami masalah kesehatan.
Tapi, penyediaan kursi roda pun masih terbatas sehingga beberapa jamaah yang mengalami gangguan kesehatan harus menunggu beberapa lama untuk bisa dibawa ke klinik dengan menggunakan kursi roda.
Evakuasi jamaah dengan menggunakan kursi roda tentunya juga tidak secepat evakuasi dengan menggunakan mobil ambulan. Padahal, jarak evakuasi jamaah dari titik tempat lempar jumrah di lantai tiga menuju Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mina melalui terowongan Muaisim itu sekitar satu kilometeran lebih.
Muchtaruddin mengaku pihaknya sudah mengontak pihak Muassasah bidang kesehatan terkait persoalan yang dihadapi. ‘’Mereka langsung merespons dan memberikan bantuan ambluans. Klinik kita sebenarnya juga sudah menyediakan ambulan,’’ katanya. ‘’Sarana sebenarnya sudah tersedia, tapi aksesnya yang terbatas.’’
Tim kesehatan akhirnya memaksimalkan penggunaan kursi roda untuk mengevakuasi jamaah yang mengalami gangguan kesehatan usai menjalani proses lempar jumrah.
Dalam pengamatan Republika, banyak jamaah bertumbangan di sepanjang lorong terowong Muaisim yang menjadi pintu keluar jamaah menuju tendanya masing-masing. ’’Penyediaan kursi roda sudah didrop dari Makkah kemarin Senin. Dan bila masih kurang, jumlahnya akan ditambah,’’ kata Muchtaruddin.
Meskipun demikian, Muchtaruddin mengatakan fungsi TGC sejauh ini sudah efektif dalam membantu jamaah yang mengalami gangguan kesehatan. Mereka tidak hanya membantu jamaah dalam konteks bantuan medis, tapi juga membantu jamaah dalam konteks non-medis seperti membantu jamaah tersasar.