REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Antrean di kamar mandi atau toilet masih menjadi catatan dalam pelayanan haji di Mina. Rata-rata jamaah wanita harus mengantre toilet selama satu jaman.
"Ngantrinya bisa sampai satu jaman, apalagi pas waktunya mandi ataupun waktunya shalat,’’ kata jamaah Kloter SUB-42, Ida, ketika ditemui wartawan Republika.co.id, Didi Purwadi di Jamarat, Mina, Rabu (14/9).
Ida mengakui, kepadatan antrean hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu. Yakni, waktu mandi pagi dan waktu shalat. Di luar waktu tersebut, antrean relatif tidak terlalu lama.
Rohana (40) yang ditempatkan di tenda Maktab 48 pun mengaku harus mengantre sejaman pada jam-jam sibuk antrean. Itu biasanya ketika waktu akan shalat subuh.
"Tapi, saya menyiasatinya dengan antre di belakang jamaah yang tidak bawa handuk,’’ katanya. "Itu berarti kan tidak mandi, tapi hanya buang air kecil sehingga tidak lama.’’
Antrean panjang di toilet wanita membuat jamaah wanita akhirnya beralih ke toilet pria. Nur Hidayat (47), jamaah kloter SUB-29, mengatakan toilet atau kamar mandi pria ada sejumlah tujuh pintu bolak-balik sehingga total ada 14 pintu. "Itu satu deret kan ada tujuh pintu. Nah, itu setengahnya ditempati ibu-ibu,’’ katanya.
Nur Hidayat yang ditempatkan di tenda Maktab 42 ini mengatakan, para jamaah lelaki memaklumi karena antrean di toilet wanita lumayan panjang. Pada hari-hari padat, antrean di toilet wanita bisa mencapai satu sampai satu setengah jam. "Kalau bapak-bapak palingan mandinya paling lama lima atau sepuluh menitan. Nah, kalau ibu-ibu kan bisa sampai 30 menitan,’’ katanya.
Faedorrahman yang menempati tenda Maktab 48 pun memiliki pengalaman serupa Nur Hidayat. Toilet khusus bapak-bapak ditempati oleh ibu-ibu karena membludaknya antrean di toilet wanita. "Saat pertama kali, ada bapak-bapak yang ngomel sih ‘wanita harus punya malu’,’’ katanya. "Tapi, lama kelamaan memakluminya.’’
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengakui problem Mina selalu adalah keterbatasan toilet atau kamar mandi. Pemerintah Indonesia terus mengomunikasikan permasalahan tersebut dengan pemerintah Saudi agar kamar mandi di Mina ditambah jumlahnya.