REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyebut kepatuhan dan ketaatan jamaah haji pada imbauan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sebagai salah satu faktor pendukung kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan haji pada musim haji 1437H.
"Secara keseluruhan jamaah haji kita mengikuti peraturan dan ketentuan sehingga ikut memperlancar kesuksesan haji kita," ungkap menag di Jeddah, Arab Saudi, Jumat waktu Arab Saudi, jelang kepulangannya ke Tanah Air.
Didampingi Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Abdul Djamil serta Irjen Kementerian Agama M. Jasin, Menag menjelaskan kepatuhan dan ketaatan jamaah haji memainkan peran yang tidak kecil untuk suksesnya pelaksanaan ibadah haji.
Sebelumnya, petugas PPIH beberapa kali mengimbau jamaah haji Indonesia tidak terlalu banyak beraktivitas di luar tenda saat berada di Arafah dan mengonsumsi cukup air untuk menghindari dehidrasi dan "heat stroke" yang terbilang cukup berbahaya.
Untuk mengindari insiden berdesak-desakan di jalur 204 Mina saat melempar jumrah tahun lalu yang menyebabkan sekitar 100 jamaah haji Indonesia meninggal dunia, petugas PPIH melakukan sosialisasi berjenjang tentang perlunya mematuhi jadwal dan rute lontar jumrah.
Petugas juga mengimbau agar jamaah haji lanjut usia mewakilkan kewajiban melontar jumrah kepada pendampingnya untuk alasan keselamatan.
Untuk memantau kepatuhan jamaah di Arafah, Menag melakukan peninjauan langsung ke tenda-tenda jamaah di Arafah. Sementara itu di Mina, Menag membaur bersama jamaah untuk melontar jumroh di luar waktu yang dilarang.
Selain kepatuhan jamaah, Menag juga menyebut komitmen dan dedikasi petugas PPIH sebagai faktor yang menyukseskan penyelenggaraan haji kali ini. "Saya menyaksikan sendiri telah memberikan komitmen dan dedikasi, ketekunan kesabaran, dan keikhlasan dalam menjalankan tugas masing-masing dan ini amat sangat berkontribusi dalam mensukseskan penyelenggaraan haji tahun ini," katanya.
Ia juga mengapresiasi para petugas yang tidak melakukan ibadah haji demi memberikan pelayanan maksimal bagi jamaah haji Indonesia. "Ini tentu sesuatu yang secara tersendiri kita merasa hormat," tegasnya.
"Mereka berhaji tidak sebagaimana haji yang kita pahami yaitu mengenakan pakaian ihram lalu menjalankan rukun dan kewajiban haji, tawaf, sai lalu wukuf di arafah. Tapi mereka berhaji dengan memberikan semua yang terbaik secara total dalam melayani jamaah," katanya seraya mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan dan institusi yang terlibat, termasuk Pemerintah Arab Saudi.
Pada kesempatan itu, ia juga menyebutkan bahwa sekitar 62,7 persen dari total jamaah haji reguler melakukan nafar awal atau menyelesaikan lontar jumrah pada 14 September sedangkan 37,3 persen mengambil nafar tsani yang menyelesaikan lontar jumroh pada 15 September.
Sementara itu jumlah jamaah yang melakukan safari wukuf karena sakit sekitar 143 orang. Pemerintah juga telah melakukan badal haji bagi jamaah haji yang meninggal dunia sejak di embarkasi hingga sebelum pelaksanaan puncak haji wukuf di Padang Arafah.