Sabtu 17 Sep 2016 09:33 WIB

Beratnya Hati Meninggalkan Tanah Suci

Rep: wahyusuryana/ Red: Damanhuri Zuhri
Selama hari Tasyriq, jamaah haji melaksanakan melontar jumrah dan mabit atau menginap di Mina. (Republika/ Amin Madani)
Foto: Republika/ Amin Madani
Selama hari Tasyriq, jamaah haji melaksanakan melontar jumrah dan mabit atau menginap di Mina. (Republika/ Amin Madani)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Ratusan jamaah haji mulai memenuhi bandara-bandara di Arab Saudi sejak Kamis (15/9). Mereka melangkahkan kaki sambil menahan deru air mata karena harus meninggalkan Tanah Suci.

Sejumlah jamaah haji yang tengah berada di perjalanan meninggalkan Masjidil Haram, mengungkapkan suasana intim dan persaudaraan yang mereka alami. Selain mengaku bahagia setelah mampu menyelesaikan ritual haji, sekaligus memuji layanan yang diberikan.

Salah satu jamaah haji asal Alexandria, Mesir, Saeed Abu Ismail, turut memuji ekspansi yang dilakukan di Masjidil Haram. Ia berpendapat, daerah-daerah di dalam Masjidil Haram yang lebih luas memungkinkan jamaah haji untuk bergerak lebih cepat dan mudah.

Sementara, jamaah haji Tunisia Hadi Al Hassani, memuji pelayanan kesehatan dan program pencegahan penyakit yang dilakukan. Bahkan, ia secara khusus berharap ada penghargaan kepada Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman, atas yang diberikan kepada jamaah haji.

"Kemudahan dan kenyamanan yang dirasakan dalam suasana spiritual adalah karena perhatian besar dari para petugas dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi," kata Al Hassani seperti dilansir Arab News, Sabtu (17/9).

Selain itu, sebagian besar jamaah memberi penghargaan atas upaya untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan perawatan yang luas. Organisasi yang baik turut menjadi poin penting yang dirasa menciptakan baiknya pelayanan di Makkah dan tempat-tempat suci lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement