REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Jeddah menyatakan, penumpukan barang-barang jamaah yang tidak lolos pemeriksaan pada hari pertama kepulangan di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, hampir mencapai satu ton.
"Hingga saat ini pada awal-awal penerbangan tampaknya para jamaah belum bisa memenuhi sepenuhnya dari imbauan kementerian agama. Yakni dengan tas tentengan," kata Kepala Sektor Satu PPIH Daerah Kerja Airport Mulyo Widodo di Jeddah, Ahad (18/9)
Menurut Mulyo, tas tangan jamaah masih banyak yang memiliki berat melebihi batas yang ditentukan yaitu tujuh kilogram. Tumpukan barang yang tidak terangkut itu merupakan barang-barang milik jamaah yang berasal dari sembilan kelompok terbang (kloter) gelombang pertama.
"Tentunya kami tidak bosan-bosannya para jamaah agar kiranya mematuhi anjuran kementerian agama. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang menurut kami mubajir. Sehingga di sini terjadi penumpukan mendekati hampir satu ton," katanya.
Ia mengatakan jauh hari petugas telah menyampaikan di pemondokan agar baik tas tangan maupun koper diharapkan tidak melebihi berat yang ditentukan yaitu tujuh kg untuk tas tangan dan 32 kg untuk koper. Kedua tas tersebut juga diharuskan bebas dari barang-barang yang dilarang, terutama air zam-zam.
"Tapi pada praktiknya, jamaah masih melebihi kapasitas tersebut. Sesungguhnya apabila memenuhi standar yang wajar, dapat tetap terkunci didalamnya. Selama di dalamnya tidak terdapat air zamzam, maka akan diloloskan," katanya
Barang-barang yang tidak dapat terangkut tersebut terpaksa ditinggalkan di bandara oleh pemiliknya atau dikirim melalui kargo kecuali untuk air zamzam.