REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama beserta tim akan memilah warga negara Indonesia di antara jamaah haji asal Filipina yang dijadwalkan kembali ke Filipina hingga selesai. Total jamaah haji asal Filipina tahun ini mencapai 6.353 orang dari total kuota sekitar 8.000 orang.
Pgs. Kepala Pusat Informasi dan Humas yang juga Kepala Biro Umum, Syafrizal Sofyan, menjelaskan 177 calon jamaah haji asal Indonesia yang menggunakan paspor Filipina dan gagal berangkat dinilai merupakan korban yang benar-benar tertipu.
Di samping itu, Kementerian Hukum dan HAM memperkirakan ada 500 hingga 700 WNI yang menggunakan paspor Filipina dan sudah berangkat berhaji. Mereka, kata Syafrizal, menohok Kementerian Agama.
''Menohok dalam arti tidak antre pun bisa haji. Tapi itu kan melanggar aturan,'' ungkap Safrizal melalui sambungan telepon dari Filipina, Senin (19/9).
500 hingga 700 WNI tersebut diprediksi ada di antara jamaah haji asal Filipina yang kembali ke Filipina mulai Senin (19/9) ini. Syafrizal menuturkan, pada Senin (19/9) ini, ada tiga penerbangan haji yang kembali ke Filipina.
Penerbangan pertama yang harusnya mendarat pukul 09.00 waktu setempat, bergeser menjadi pukul 14.00 waktu setempat menggunakan maskapai Philippine Airlines. Dari 359 penumpang di dalamya, tidak ditemukan adanya WNI.
Di penerbangan kedua yang mendarat harusnya sekitar pukul 16.00 waktu setempat, juga bergeser ke pukul 18.00 waktu setempat. Dari 411 penumpang yang menggunakan maskapai Saudi Arabai Airlines itu pun tidak ditemukan WNI.
Syafrizal dan tim masih menunggu kedatangan satu pesawat lagi yang membawa 279 orang jamaah haji asal Filipina. Jika hingga Senin (19/9) belum juga ditemukan WNI yang berhaji menggunakan paspor Filipina, tim akan memperpanjang masa identifikasi jamaah haji di Filipina hingga 1 Oktober 2016 mendatang.
''Kesulitannya pada membedakan WNI dengan warga negara Filipina kalau jamaah hajinya bisa Berbahasa Inggris. Tapi kami yakin pihak imigrasi pasti bisa mendeteksi juga secara psikologis,'' ungkap Syafrizal.