REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Menyambut kepulangan pertama untuk gelombang kedua dari Madinah, berbagai persiapan sudah dilakukan oleh petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Madinah.
"Tadi baru saja kita rapat dengan maspakai Garuda dan nanti insha Allah dengan maskapai Saudi Arabia untuk persiapan pemulangan," kata Kepala Daerah Kerja Madinah Nasrulah Jassam di Madinah, Arab Saudi, Kamis (29/9).
Nasrullah menuturkan, ada tiga hal yang perlu diantisipasi terkait kepulangan jamaah haji. Pertama, berkaitan dengan dokumen seperti exit card, boarding pass, dan paspor jamaah. Kedua, berkaitan dengan jamaah tanazul, perlu diantisipasi jamaah yang tanazul karena sakit.
Dan ketiga, penimbangan bagasi jamaah. Jamaah sudah diingatkan sebelumnya agar menaati ketentuan berat maksimal untuk bagasi yaitu 32 kilogram dan tas tentengan tujuh kilogram. Seperti di Makkah, proses penimbangan bagasi jamaah haji juga akan dilakukan di hotel, H-1 sebelum kepulangan agar masalah bagasi dan dokumen sudah selesai di hotel.
"Kita berharap masalah timbangan sudah selesai di hotel, jadi sampai bandara tinggal proses imigrasi, koper sudah tidak ada masalah lagi. Jadi jamaah akan merasa nyaman," kata Nasrullah.
Untuk mengantisipasi paspor jamaah yang hilang, petugas KJRI sudah ada yang ditempatkan di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah. Sehingga proses pembuatan SPLP akan lebih cepat. "Kalau misalnya paspor jamaah hilang sudah ada standy petugas KJRI jadi segera dibuatkan SPLP," kata Narullah.