Senin 07 Nov 2016 11:42 WIB

Penyelenggara Umrah Minta Kebijakan Visa Berbayar Dilakukan Secara Bertahap

Red: M Akbar
Selama hari Tasyriq, jamaah haji melaksanakan melontar jumrah dan mabit atau menginap di Mina. (Republika/ Amin Madani)
Foto: Republika/ Amin Madani
Selama hari Tasyriq, jamaah haji melaksanakan melontar jumrah dan mabit atau menginap di Mina. (Republika/ Amin Madani)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur First Travel Andika Surachman merespons munculnya wacana visa berbayar  untuk jamaah umrah yang telah berangkat lebih dari dua kali. Ia berharap kebijakan yang sedang disiapkan oleh pemerintah Arab Saudi itu bisa diberlakukan secara bertahap dan tidak dilakukan secara revolusioner.

"Harapan kami, kebijakan visa berbayar itu diterapkannya tidak revolusioner tapi bertahap dulu agar para penyelenggara dapat mengikuti. Seperti bermain musik, penyanyi akan lebih mudah mengikuti irama yang dimainkan," kata Andika dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (7/11).

Andika menilai sebuah regulasi itu sesungguhnya dibuat untuk ketertiban dengan tujuan kesejahteraan, kenyamanan, keadilan, dan sejenisnya. ''Itu prinsip dasar mengapa regulasi dibuat. Tapi perlu ada sejumlah pertimbangan sebelum menerapkannya,'' katanya.

Andika mengaku munculnya wacana kebijakan visa berbayar itu sungguh kejutan yang dialami oleh para penyelenggara umrah dan haji khusus di Tanah Air. Pengurusan visa umrah melalui asosiasi, kata dia, telah mendapat perhatian dari beberapa kalangan, seperti ormas Islam, KPPU, juga DPR RI. (Baca: Kemenag Sampaikan Nota Keberatan Visa Berbayar 2.000 Riyal)

"Jika rencana itu berjalan dan disetujui oleh pemerintah melalui sebuah regulasi dalam hal ini Kementerian Agama sebagai orangtua kami, tentu kami sebagai anaknya tentu akan mematuhinya," kata Andika.

Lantas terkait visa berbayar dan visa yang diurus melalui asosiasi, Andika mengaku akan bersikap menunggu saja keputusan dari Kementerian Agama sebagai orangtua penyelenggara haji dan umrah. ''Tentu keputusan yang akan diambil nantinya akan bijak, santun dan bermartabat untuk kami para penyelenggara haji dan penyelenggara umrah, kita tunggulah bagaimananya,'' kata Andika.

Sehari sebelumnya First Travel juga telah melaksanakan kegiatan Manasik dan Dzikir Akbar yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta. Andika mengatakan pelaksanaan semacam ini diharapkan menjadi budaya yang akan terus dipertahankan.

''Sesungguhnya kegiatan semacam ini menjadi upaya untuk membangun, mempertahankan dan menjaga budaya yang baik dan gagasan besarnya adalah pelestarian budaya silaturahim,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement