REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada dua masalah kesehatan yang sering dialami para jamaah haji dan umrah, yakni saluran infeksi pernafasan atas (ISPA) dan masalah pencernaan. Gangguan ISPA diantaranya batuk dan flu, sedangkan masalah pencernaan meliputi diare dan maag.
Dr Briliantono Moenardi Soenarwo (SpOT) mengatakan saat berangkat ke Tanah Suci bisa saja jamaah dalam keadaan sehat. Namun pada saat melaksanakan ibadah dan bertemu banyak jamaah lainnya, penyakit tersebut menular.
Untuk mencegahnya, kata dr Tony, begitu ia akrab disapa, jamaah bisa mempersiapkan fisik sehat dan kuat, mengonsumsi makanan empat sehat lima sempurna, serta meneguk minimal dua liter air per hari.
“Selain itu gunakan masker kalau sedang pergi shalat atau keluar untuk mengurangi penularan infeksi,” ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (29/11).
Sedangkan masalah pencernaan, kata dia, bisa terjadi akibat perubahan jenis makanan dan cuaca. “Terkadang pengen jajan nyobain ini itu, bukannya kotor, tapi perubahan cuaca berpengaruh ke tubuh. Bisa jadi gampang mencret dan maag,” ujarnya menjelaskan.
Untuk itu, sebelum berangkat ke Tanah Suci, jamaah harus tahu bagaimana cuaca dan kondisi di sana. Direktur PT Halimun Medical Center ini mengatakan suhu di Indonesia biasanya berkisar 28 hingga 30-an derajat. Sedangkan di Arab Saudi bisa lebih panas atau lebih dingin dari itu.
Untuk itu, menurut dia, jamaah haji Indonesia diminta tidak sok kuat. Pasalnya tubuh manusia hanya bisa beradaptasi dengan perbedaan suhu dua hingga empat derajat saja. “Kalau lebih dari itu bisa sakit. Makanya kalau selisih 10-15 derajat (lebih dingin) harus pakai jaket. Apalagi angin di sana bukan main, bisa bikin sakit,” ujar dr Toni menjelaskan.