REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ya'qub as-Sanusi bercerita,"Ketika aku sedang berada di Makkah untuk menunaikan haji, salah seorang muridku menghampiriku. Ia berkata, wahai guruku, aku akan mati besok pada waku Dzuhur. Ambillah emas ini, gunakanlah sebagiannya untuk penggali kuburku dan yang sebagian lagi untuk membeli kain kafanku."
Keesokan harinya, tepat pada waktu Dzuhur, dia memasuki Masjidil Haram. Dia melakukan tawaf, dan beberapa saat kemudian dia berbarig dan meninggal dunia di dekat Kaabah.
Ketika mayatnya diletakkan di dasar kuburnya, dan aku membuka kain kafan untuk menempelkan pipinya ke tanah, tiba-tiba matanya terbuka. aku sangat terkejut. "Apakah engkau hidup kembali setelah mati?" seruku.
Dia menjawab, "Aku hidup. Setiap kekasih Allah sesungguhnya tetap hidup." kemudian dia kembali terpejam selamanya.
Hidup dan mati hanya milik Allah. Dialah Yang Menghidupkan dan ang Mematikan . Kehidupan dan kematian hanya terpisah oleh alam, sedangkan manusia diciptakan untuk selamanya.
Dia hanya berpindah dari satu alam ke alam yang lainnya. hati yang senantiasa mengingat Allah akan senantiasa hidup, dan sebaliknya, hati yang melalaikan Allah adalah hati yang mati.
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Rekomendasi
-
Sekjen HIMPUH: Biaya Umrah Ramadhan Mulai Dari Rp 40 Juta
-
-
Senin , 27 Feb 2023, 14:46 WIB
Imigrasi Padang Mulai Layani Pemohon Paspor Haji
-
Senin , 27 Feb 2023, 13:39 WIB
Prasasti Kuno Langka Ditemukan di Najran
-
Senin , 27 Feb 2023, 13:26 WIB
Imigrasi Palembang siap Jemput Bola Pelayanan Paspor Haji
-
Senin , 27 Feb 2023, 12:44 WIB
Diriyah, Tempat Singgah Jamaah Haji Selama Berabad-Abad
-
Advertisement