Ahad 01 Jan 2017 17:57 WIB

Ancaman Perompak dan Sosok ‘Amir Makkah’ dalam Kisah Perjalanan Haji Ibnu Zubair

Rep: MGROL86/ Red: Muhammad Subarkah
Perjalanan kafilah rombongan jamaah haji meninggalkan kota Makkah menuju padang Arafah pada tahun 1935.
Foto: onislam
Kafilah haji di abad ke-13

Ketika Ibnu Zubayr tiba di Mesir, negara itu di bawah pemerintahan Sultan Salahudin (Saleh al-Din Ayyubi). Kemudian, atas izin Sultan Aydhad berangkat ke pelabuhan Mesir menggunakan kapal Eropa yang dibuat oleh Muslim dari mediterania  yang pada saat itu masih merupakan pusat perdagangan dunial.

Selama perjalanan  Ibnu Zubayr sempat membuat catatan terhadap penduduknya yang sebagian besar negatif.  Ketika sampai di pelabuhan Pearl dia menulis begini: …memang rakyat di sini lebih terlihat kejam karena mereka kebanyakan laki-laki. Berbagai  kesan-kesan buruk tentang perjalanan haji selelau mereka ceritakan. Ini misalnya, soal adanya kapal yang terakhir digunakan untuk menyeberangi laut merah yang selalu kelebihan beban, sehingga penumpang yang seperti ayam dalam keranjang.

Dengan seperti itu, Zubair pun menyimpulkan, itu masuk akal katena pemilik kapal berusaha untuk memaksimalkan pendapatan mereka, tanpa memperhatikan keselamatan penumpang, Menurutnya: banyak yang bilang bahwa pemilik hanya menyediakan kapal,tapi tanggung jawab keselamatan dan keamanan ditanggung oleh penumpang sendiri.

Zubair pun kemudian memperingatkan kepada semua jamaah haji agar memilih  menggunakan rute dengan jalan memutar yang panjang sebagai alternatif. Penziarah datang dari wilayah Mediteranian Barat disarankan oleh Ibnu Zubayr untuk melakukan perjalanan ke Baghdad melalui Suriah, dan melanjutkan perjalanannya dengan rombongan khalifah yang datang dari Bagdad.

Hal itu karena bila melalui jalur tersebut maka perjalanan menjadi terlalu lama. Namun ini pun sebenarnya masih lebih mudah bila dibandingkan melalui jalur laut yang selalu dipenuhi para perompak sebelum akhirnya dapat lolos atau bertemu dengan kota pelabuhan Aydhab.

Ibnu Zubayr juga menyebutkan rute ziarah di dekat pantai yang dipimpin dari Mesir ke Sinai dan menuju Madinah yang disebut ‘Aqaba’. Rute ini banyak diikuti oleh jamaah haji dari Mesir hingga abad ke-17 M. Ibnu Zubayr mengatakan rute yang dilewati ini melalui sebuah kastil Crisader Frank yang terletak di sekitar situ.

Selama dalam perjalanan menuju Makkah, Ibnu Zubayr pun melakukan pelayaran pendek dari seberang laut merah yang menurutnya sangat merepotkan. Selain itu pada perjalanannya, dia juga sempat melalui jalur peziarah yang menuju Baghdad. Meksi begitu, Zubair pun mengaku bila pilihan melewati Baghdad itu dipengaruhi oleh motivasi pertimbangan keamanan untuk menghindari ancaman badai besar.

Pilihan rute ini pun cukup efektif karena dapat memperpendek waktu perjalanan hingga  delapan hari dari lama perjalanan yang lazim di tempuh pada rute Aydhab dan Jeddah sebagai kota pelabuhan terdekat dari Makkah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement