REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada Selasa (3/1) terbang menuju Arab Saudi guna memastikan kuota haji Indonesia kembali normal sebagaimana sebelum dipangkas karena adanya proyek perluasan Masjidil Haram.
"Insya Allah hari ini saya akan bertolak ke Jeddah karena besok akan ada penandatanganan MoU," kata Lukman di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan dalam nota kesepahaman terkait haji itu terdapat butir-butir kesepakatan mengenai kuota haji masing-masing negara, termasuk Indonesia. Menurut Lukman, Indonesia mendapatkan kehormatan sebagai negara pertama di dunia untuk menandatangani nota kesepahaman haji di Arab Saudi.
Kuota haji Indonesia sendiri dipotong sejak beberapa tahun belakangan sebesar 20 persen akibat dari ekspansi Masjidil Haram. Indonesia memiliki kuota haji 168 ribu dengan sementara kuota normalnya adalah 210 ribu anggota jamaah. Lukman mengatakan pengembalian dan penambahan kuota haji Indonesia akan memiliki dampak besar bagi pelayanan jamaah haji Indonesia.
Implikasi kembalinya kuota, kata dia, bukan hanya akomodasi dan konsumsi tapi juga petugas haji yang terkait pelayanan jamaah di dalam negeri dan di Saudi. Minat umat Muslim Indonesia untuk menunaikan ibadah haji cukup tinggi terbukti dari panjangnya daftar tunggu haji di sejumlah daerah mulai dari belasan bahkan sampai puluhan tahun.
Seperti di Jambi daftar tunggunya sampai 25 tahun dan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan masa tunggu haji hingga 17 tahun. Kemenag mencatat sekitar tiga juta orang masuk dalam atrean daftar tunggu haji tersebut.