Ahad 15 Jan 2017 21:53 WIB

Lempar Jumrah dan Perlawanan Terhadap Setan

Rep: mgrol86/ Red: Agung Sasongko
Lempar Jumrah
Foto: AP
Lempar Jumrah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu tempat bersejarah yang wajid dikunjungi jamaah haji adalah Mina. Mina berlokasi 5 Km dari kota Makkah.

Mina didatangi pada jama’ah haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal di sini sehari semalam sehingga dapat melakukan shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah shalat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jamaah haji berangkat ke Arafah. Kegiatan tersebut adalah sunnah yang dilakukan Rasulullah.

Jamaah haji datang kembali ke Mina setelah selesai melaksanakan Wukuf di Arafah, karena para jamaah haji akan melakukan pelaksanaan melempar jumroh. Tempat atau lokasi melempar jumroh terdapat di Mina, yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula.

Ritual jumrah bermula ketika Nabi Ibrahim digoda setan ketika hendak melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih anaknya (Nabi Ismail). Setan bermaksud menggoda Nabi Ibrahim agar menghentikan niatnya untuk mematuhi perintah Allah.

Namun keimanan Nabi Ibrahim tidak goyah, dengan penuh keyakinan serta ketakwaan terhadap Allah SWT, Nabi Ibrahim tetap melaksanakan perintah itu.

Beliau sudah mengetahui tujuan setan untuk menggodanya melanggar perintah Allah, sebab itu kemudian Nabi Ibrahim mengambil tujuh batu kerikil dan melemparnya ke setan. Pelemparan jumrah pertama kali iut disebut Jumrah Ula.

Setan yang merasa gagal menggoda Nabi Ibrahim setan lalu membujuk Hajar (istri Nabi Ibrahim), setan mempengaruhi Hajar untuk menolak mengorbankan anaknya terlebih dia adalah seorang ibu pasti tidak akan tega membiarkan buah hatinya dikorbankan. Kali ini setan gagal lagi, Hajar menolak dan melempari setan dengan batu kerikil persis seperti apa yang Nabi Ibrahim lakukan. Tempat Hajar melempar jumrah itu dinamakan Jumrah Wustha.

Kegagalan menggoda dua orang bertakwa yang mulia tersebut tidak membuat setan dan iblis goyah, mereka menggoda Nabi Ismail yang masih anak-anak dan dianggap masih rapuh keimannanya. Lagi-lagi setan gagal ternyata Nabi Ismail sangat teguh keimananya kepada Allah dan kepatuhannya kepada ayahnya yang ternyata juga membuat perlawanan.

Akhirnya Nabi Ibrahim, Hajar dan Ismail sama-sama melempari setan dengan batu kerikil yang kemudian diabadikan menjadi lemparan Jumar Aqabah. Allah memuji upaya Nabi Ibraim dan keluarga untuk mematuhi perintah-Nya dan berhasil menghadapi ujian Allah. Peristiwa tersebut diabadikan dan menjadi kewajiban yang dilakukan bagi setiap jama’ah haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement