IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Melihat 2016 lalu dimana kinerja tim kesehatan bekerja cukup baik, Kementerian Kesehatan akan tetap 'jemput bola' dalam pelaksanaan haji 2017 ini. Rencananya, akan ada tambahan dokter di dalam satu kloter.
Dalam Rapat Kerja Evaluasi Hani 1437 H/2016 bersama Komisi VIII di Kompleks DPR RI, Senin (16/1), Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menjelaskan, penyebab meninggal jamaah di atas usia 60 tahun, paling besar karena penyakit kardiovaskular sebesar 53 persen, pernafasan 27 persen, dan lainnya 20 persen. Maka, penanganan penyakit kardiovaskular dan pernafasan perlu diperkuat sehingga syarat istithoah bisa dipenuhi.
"Pada 2017, tantangan Kemenkes masih pada jamaah haji berisiko tinggi," kata Nila. Tahun lalu, jamaah di atas usia 60 tahun dimana lebih dari dua pertiganya adalah jamaah yang berada pada kategori risiko tinggi.
Dikatakan Nila, dengan peningkatan kuota, maka jumlah jamaah per kloter bertambah. Karenanya, Kemenkes tetap 'menjemput bola' dengan kegiatan prioritas ke depan antara lain haji sehat. Tentunya, dengan meningkatkan pemahaman kesehatan calon jamaah sedini mungkin.
"Dua tahun sebelum berangkat, penanganan masalah kesehatan calon jamaah sudah dilakukan," kata Nila. Pun pembinaan calon jamaah haji dan peningkatan kesehatan jamaah haji agar memenuhi syarat istithoah. Sehingga syarat istithoah tidak hanya mampu secara finansial, tapi juga sehat.
Sementara itu, di Tanah Air, distribusi vaksin jamaah ditargetkan bisa sampai ke provinsi pada April 2017. Dari provinsi, baru ke layanan kesehatan. Jumlahnya mengacu pada jumlah jamaah haji tahun lalu, cadangan, plus kuota tambahan tahun ini.
Juga optimalisasi peran Puskesmas melakukan pendekatan keluarga. Bila diketahui di Puskesmas ada keluarga pasien yang akan berhaji, mereka diminta ikut menjaga kesehatan anggota keluarga mereka yang akan berhaji. "Di peta jalan Kemenkes, ada Germas yang intinya mengatur pola hidup lebih sehat seperti memperbanyak makan sayur dan buah serta memperbanyak kegiatan fisik," kata Nila.
Di Saudi, petugas kesehatan juga akan jemput bola. Akan ada tim gerak cepat untuk penanganan jamaah haji sakit. Petugas pasti ditambah karena kuota haji bertambah 52.200. Tahun lalu, ada satu dokter dan dua para medis untuk satu kloter berisi 360-380 orang jamaah. Sekarang, per satu kloter sekitar 450 orang. Hitungan kasarnya, kata Nila, akan jadi dua dokter dan dua perawat per kloter.