IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Normalisasi kuota haji Indonesia pada 2017 berdampak pada penambahan petugas haji. Profesionalitas dan pengalaman tetap jadi pertimbangan utama pemilihan petugas.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Abdul Djamil menjelaskan, petugas akan ada tambahan 250 orang pada 2017 ini sehingga jumlahnya mejadi 3.500 orang. Mereka akan didistribusikan sesuai aspek profesionalitas dan pengalaman.
"Karena dengan penambahan kuota 52.200 ini butuh petugas dengan profesionalitas, pengalaman, dan kesigapan menangani jamaah haji apalagi saat ini musim haji bertepatan dengan musim panas," kata dia di sela-sela rapat kerja evaluasi haji 1437 H antara Kemenag dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senin (16/1).
Kemenag memerhatikan calon petugas yang akan diberangkatkan. Tahun lalu, petugas dari unsur TNI dan Polri ditambah karena pertimbangan tahun sebelumnya dimana mereka lebih tahan fisiknya, terbiasa dimobilisasi cepat terutama pengalaman insiden Mina dan crane.
Juga petugas terkait seperti catering yang butuh tenaga andal di pengawasan menu dan distribusi. Termasuk petugas yang paham liku-liku transportasi darat. ''Maka petugas tidak boleh asal-asalan,'' kata Djamil.
Petugas di kloter saja ada lima. Satu dokter, dua tenaga medis, satu pembimbing ibadah, dan satu TPHI (pimpinan rombongan) yang mengatur dan mengelola administrasi jamaah. Mereka melekat dari Indonesia hingga Saudi.
Dengan bertambahnya kuota, Djamil mengakui ada tantangan lebih. Butuh koordinasi lebih baik dan petugas harus siap. ''Rekrutmen petugas harus profesional. Kalau tidak, petugas banyak malah tidak berbuat apa-apa,'' kata dia.