IHRAM.CO.ID, DUBAI -- Iran telah menanggapi undangan resmi yang dikirim Arab Saudi. Mereka akan membahas dimulainya musim ibadah haji. Sebelumnya, Iran sempat tidak mengirim jamaah haji karena alasan keamanan setelah peristiwa jatuhnya crane dan tragedi di Mina pada 2015.
Perwakilan dari Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei bidang uruan haji dan umrah, Seyyed Ali Qazi-Askar mengatakan, menteri kebudayaan dan Islam, Reza Salehi-Amiri telah merespons undangan dari Arab Saudi. Salehi-Amiri telah mengirim surat balasan ke Menteri Haji dan Umrah Saudi, Mohammed Bentin.
Sebagaimana dilaporkan Iran Daily pada Selasa (17/1) waktu setempat, petugas urusan haji di Iran mengatakan, surat yang dikirim Salehi-Amiri menyampaikan kekhawatiran Iran terhadap Arab Saudi.
Sebelumnya, pada September 2015, terjadi peristiwa nahas saat melaksanakan ibadah haji di Mina, dekat Makkah. Saat itu Arab Saudi mengumumkan total korban yang meninggal dunia akibat peristiwa nahas tersebut sebanyak 770 orang.
Namun, Arab Saudi menolak untuk memperbaharui data jumlah korban meninggal dunia. Meski pun secara bertahap jumlah korban dari berbagai negara terus bertambah. Sumber yang tidak resmi menginformasikan total korban mencapai sekitar 7.000 orang.
Pemerintahan Iran mengatakan, sebanyak 465 orang warganya meninggal dunia dalam peristiwa di Mina. Di bulan yang sama, crane yang sedang digunakan untuk pembangunan runtuh dan menimpa Masjidil Haram. Akibatnya peristiwa tersebut sebanyak 100 jamaah haji meninggal dunia. Sebanyak 200 mengalami luka-luka. Di antaranya ada 11 warga Iran yang meninggal dan 32 orang luka-luka.
Akibat peristiwa tersebut pengiriman jamaah haji dihentikan dengan alasan menjaga keamanan jamaah. Arab Saudi juga secara sepihak memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Kini mereka akan membahas kembali pengirimanan jamaah haji dari Iran di musim haji tahun ini. "Kami berharap pembicaraan (Iran dan Arab Saudi) akan menghasilkan kesimpulan dan persiapan untuk berlangsungnya ibadah haji," kata Qazi-Askar.