Jumat 20 Jan 2017 13:44 WIB

Instruktur Penerbangan: Banyak Jamaah Abaikan Keselamatan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Agus Yulianto
Petugas medis merawat seorang jamaah haji yang mengalami sakit. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Umarul Faruq
Petugas medis merawat seorang jamaah haji yang mengalami sakit. (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Pemimpin rombongan jamaah haji dan umrah diminta memberikan pemahaman bagi para anggotanya agar mematuhi aturan keselamatan penerbangan. Baik itu ketika pesawat lepas landas, maupun saat masih di bandara.

Instruktur penebangan, Kapten Muhammad Hariri mengatakan, selama ini, banyak jamaah yang mengabaikan keselamatannya sejak berada di bandara. Salah satu contohnya yakni masih banyaknya jamaah membawa benda-benda yang berpotensi membahayakan nyawanya saat penerbangan. Misalnya, benda-benda tajam dan cairan melebihi kapasitas yang diperbolehkan maskapai.

Dia mengatakan, pada bandara-bandara di Indonesia, biasanya terdapat dua kali pemeriksaan dengan sinar X. Dalam pemeriksaan pertama, petugas bandara biasanya hanya fokus memeriksa barang-barang yang dilarang oleh negara, seperti narkoba. Sementara pemeriksaan kedua, pemeriksaan petugas akan lebih ketat lagi, mengingat barang-barang tersebut akan dimasukkan ke dalam bagasi.

Hariri menyadari, selama ini, banyak jamaah haji dan umrah, maupun penumpang umum  mengeluh atas ketatnya pemeriksaan di bandara. "Kami memang memberlakukan //savety//tinggi. Ada beberapa hal yang memang sangat serius dalam penerbangan. Karena kita 'bermain' di tiga dimensi," ujarnya, Kamis (19/1).

Dia pernah bercerita pada 2006, pernah ada tiga orang yang melakukan sabotase bom lewat cairan berukuran lebih dari 100 mililiter. Untuk itu, saat ini, penumpang dibatasi membawa cairan maksimal 100 mililiter. "Likuid, aerosol, dan gas itu sangat berbahaya kalau di penerbangan. Karena pesawat seperti balon, saat di udara mengembang. Begitu juga dengan barang-barang kita," kata dia.

Hariri menyebut, memang ada beberapa penumpang yang lolos pemeriksaan dan bisa membawa cairan melebihi 100 mililiter. Namun menurut dia, itu bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan. "Ada penumpang yang bangga bisa lolos bawa parfum (atau cairan yang melebihi 100 mililiter). Perlu diketahui, sekali melanggar, maka kita sudah menganggu keamanan penerbangan yang sudah dijaga serius oleh awak penerbangan," tegasnya.

Untuk itu, pemimpin rombongan diharapkan memahami betul apa saja barang-barang berbahaya yang tidak boleh dibawa selama proses penerbangan. Pemimpin rombongan, kata dia, juga harus menyampaikan informasi tersebut kepada para jamaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement