Kamis 16 Feb 2017 12:59 WIB

'Perlu Komite Hukum Selesaikan Problem Haji Iran dan Saudi'

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah jamaah melintasi crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah (Ilustrasi)
Sejumlah jamaah melintasi crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, TEHERAN -- Legislator Iran, Jalal Rahimi, mengusulkan adanya pembentukan komite hukum antara Iran dan Arab Saudi. Hal tersbebut bertujuan untuk menyelesaikan problem pembayaran kompensasi jamaah Iran yang menjadi korban tragedi Mina dan kecelakaan derek (crane) jatuh pada musim haji 2015.

Saat tragedi Mina terjadi, Saudi merilis data adanya 770 korban tewas. Namun Saudi engga  memperbaharui jumlah data tersebut padahal angka kematian terus bertambah. Beberapa laporan memperkirakan tragedi saling injak tersenut mencapai angka korban 4.700 orang. Warga Iran sendiri yang tewas mencapai 464 orang.

Selain tragedi Mina, pada tahun yang sama juga terjadi kecelakaan berupa jatuhnya alat derek raksasa (crane) ke Masjidil Haram. Kecelakaan itu menyebabkan lebih dari 100 jamaah haji tewas termasuk 11 warga Iran dan melukai lebih dari 200 jamaah termasuk 32 warga Iran.

Kedua insiden tersebut menuai kritik dari para pejabat Iran. Mereka menuding Saudi lalai menjalankan proses layanan ibadah haji. Rahimi mengatakan meski begitu seharusnya tidak terjadi problem antara kedua negara Muslim bertetangga ini. Menurut dia, harus ada jalan keluar mengurangi ketegangan antara Iran dan Saudi. Apalagi keduanya saling membutuhkan.

 Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada Januari 2016 setelah pengunjuk rasa Iran marah atas eksekusi di Riyadh terhadap ulama syiah terkemuka Sheikh Nimr al-Nimr tanpa proses hukum. Para pengunjuk rasa menyerbu kantor diplomatik Saudi di Teheran dan Mashhad.

Seperti dilansir dari Financial Tribune, baru-baru ini, Rahimi berharap segera ada penyelesaian masalah yang berkaitan dengan insiden Mina dan lainnya sehingga memungkinkan Iran melanjutkan pengiriman jamaah haji ke Saudi. Tahun lalu, tidak ada organisasi resmi Iran yang mengirim jamaah haji. Pasalnya Iran menilai kurangnya jaminan keamanan terhadap jamaah haji di Saudi tidak dapat diterima.

Pada Januari, Seyyed Ali Qazi-Askar, perwakilan dari Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei untuk urusan haji, mengumumkan bahwa delegasi Iran akan diberangkatkan ke Saudi pada 23 Februari 2017 untuk melakukan pembicaraan haji. "Semua hal mengenai haji, termasuk akomodasi, makanan, perawatan kesehatan, transportasi, keamanan, perbankan dan visa, harus segera dipelajari dan mengedepankan solusi yang tepat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement