IHRAM.CO.ID, ACCRA -- Asosiasi Federasi Wanita Muslim Ghana (FOMWAG) mengkritik pemerintah atas pelantikan Dewan Haji yang baru. Pasalnya, di dalamnya tidak ada kelompok perempuan.
Dalam sebuah keterangan tertulis yang dilansir dari News Agency Ghana, kritik tersebut disampaikan oleh Sekretaris Nasional FOMWAG Hajia Aisha Abdul-Kadir. Dia meminta Presiden Presiden Ghana meninjau kembali Dewan Haji yang baru dilantik, setidaknya harus memasukkan seorang wanita.
"Anggota perempuan bisa menjadi wakil dari aspirasi kaum perempuan. Pengawasan dari Presiden Nana Addo Dankwa Akudo-Addo dibutuhkan. Perempuan perlu dimasukkan dalam Dewan Haji," kata Aisha.
Dia menyebut, realisasi kebutuhan perempuan di Dewan haji dimulai lebih dari dua dekade. Di mana Komisi Nasional Kebudayaan diminta olen Komisi Nasional Perempuan dan Pembangunan untuk memungkinkan seorang wanita menjadi bagian dari Dewan haji. Namun FOMWAG terkejut saat melihat tidak adanya wanita dalam Dewan Haji yang dilantik pekan lalu tersebut.
FOMWAG menilai, hal itu menimbulkan keprihatinan serius. Pasalnya, 50 hingga 60 persen jamaah haji Ghana adalah perempuan. Ukuran jamaah perempuan yang besar membuat kebutuhan anggota Dewan Haji dari kelompok perempuan sangat penting. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesejahteraan dan kesehatan.
FOMWAG melihat, hingga kini, masih banyak jamaah yang dihadapkan dengan begitu banyak tantangan. Hanya Dewan Haji perempuan-lah yang paling mengerti dan bisa membantu jamaah perempuan. Terutama dalam mendidik mereka tentang ritual dan prosedur haji, serta memberitahukan soal perilaku moral yang baik dan koeksistensi antara teman sekamar.
"Para wanita Muslim bisa memberikan pendidikan tentang hal-hal tersebut dan berkhotbah dalam kamp-kamp perempua di mana pria tidak dapat melakukannya," ujar Aisha. Untuk itu, menurut dia, perempuan memainka peran utama dalam operasi haji.