Rabu 08 Mar 2017 19:22 WIB

Nikmatnya Lailatul Qadar di Depan Ka’bah

Aksa Mahmud (tengah) bersama dua imam dari Madinah yang selam beberapa tahun rutin memimpin i’tikaf Ramadhan di Masjid Agung Sunda Kelapa, yakni Syekh Essam Al Megjazi  (kanan) dan Syekh  Abdul Aziz Al Arifi.
Foto: Irwan Kelana/Republika
Aksa Mahmud (tengah) bersama dua imam dari Madinah yang selam beberapa tahun rutin memimpin i’tikaf Ramadhan di Masjid Agung Sunda Kelapa, yakni Syekh Essam Al Megjazi (kanan) dan Syekh Abdul Aziz Al Arifi.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri dan Chairman Bosowa Group H M Aksa Mahmud sejak puluhan tahun rutin melaksanakan ibadah umrah Ramadhan. “Saya dan keluarga menunaikan rutin menunaikan ibadah umrah Ramadhan sejak tahun 1975,” kata Aksa Mahmud kepada Republika.co.id di sela  acara pertemuan alumni Universitas Hasanuddin (Unhas) di rumah Aksa Mahmud, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/3/2017) malam.

Aksa yang saat ini menjabat sebagai ketua Dewan Pengurus  Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Menteng, menambahkan, ia dan keluarganya sengaja memilih umrah 10 hari terakhir Ramadhan. “Keutamaan bulan Ramadhan itu bertingkat-tingkat. Tingkatan pertama, 10 hari pertama. Tingkatan yang lebih tinggi adalah 10 hari kedua. Tingkatan yang paling tinggi adalah 10 hari terakhir Ramadhan, sebab pada 10 hari terakhir itu turun Lailatul Qadar,” papar Aksa.

Menurutnya, Lailatul Qadar atau “Malam Kemuliaan” adalah malam yang dirindukan oleh setiap Muslim. Sebab, Lailatul Qadar lebih baik dari 1.000 bulan atau 83,33 tahun. “Malam Lailatul Qadar adalah malam yang dirindukan oleh umat Islam. Alangkah baiknya saat malam Lailatul Qadar itu turun kita tengah melaksanakan ibadah di Masjidil Haram, di depan Ka’bah. Sebab dipahami, barangsiapa yang berdoa pada malam Lailatul Qadar akan diterima oleh Allah SWT,” tuturnya.

Di samping itu, Aksa menambahkan, banyak tempat makbul di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi, Madinah. “Tentu  kita memahami bahwa di Baitullah ada tempat-tempat makbul. Ada Multazam, ada Hijir Ismail dan lain-lain. Di Masjid Nabawi ada Raudah.  Semua itu merupakan tempat yang sangat baik untuk berdoa. Apalagi pada bulan Ramadhan. Sudah tempat tersebut makbul ditambah Ramadhan, jadi makin makbul,” papar Aksa.

Aksa mengemukakan, ia dan keluarganya mengalokasikan 10 hari dalam setahun untuk berumrah. “Memang dalam setahun 365 hari itu, saya meniatkan 10 hari untuk menunaikan ibadah umrah. Dalam melaksanakan ibadah umrah itu kita melupakan 90 persen pekerjaan kita di Tanah Air. Kita semata-mata memenuhi panggilan Allah.  Labbaik allahumma labbaik. Dengan harapan  tobat kita diampuni, dan doa kita diterima,” tutur Aksa Mahmud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement