IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Antusiasme umat Muslim untuk bisa pergi haji ke Tanah Suci sangat besar. Tidak heran Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia memiliki daftar antrean tunggu haji yang begitu panjang.
Masing-masing provinsi di Indonesia memiliki daftar antrean tunggu haji yang berbeda-beda. Lamanya daftar antrean tergantung pada banyaknya kuota dan besarnya animo masyarakat setempat.
"Yang paling lama Sulawesi Selatan bisa sampai 20 bahkan 29 tahun masa tunggunya. Ada juga Kalimantan Selatan 28 tahun," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat konferensi pers persiapan penyelenggaraan haji 2017 di Gedung Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (22/3).
Sementara itu, provinsi yang memiliki antrean tidak terlalu panjang yakni Sumatra Utara 15 tahun, Bengkulu 16 tahun, dan Sulawesi Utara 11 tahun. Lukman optimistis adanya normalisasi dan tambahan kuota haji membuat antrean tersebut lebih cepat dari sebelumnya.
Dalam kesempatan tersebut, dia mengatakan tahun ini ada proses penyederhanaan pendaftaran haji. Sebelumnya warga yang ingin mendaftar haji harus melalui tiga tahap, yakni mendatangi kantor Kementerian Agama di kabupaten/kota, kemudian pergi ke bank penerima setoran haji untuk membayar setoran awal dan mendapat bukti pembayaran, setelah itu warga harus kembali lagi ke kantor Kemenag kabupaten/kota untuk mendapat nomor porsi. Nomor ini berguna untuk mengetahui kapan warga tersebut bisa berangkat haji.
"Dengan penyederhanaan tahap pendaftaran akan lebih mudah, tidak bolak-balik kaya dulu," ujarnya. Warga tinggal pergi ke bank penerima setoran awal haji, kemudian baru ke kantor Kemenag kabupaten/kota.
Jumlah calon jamaah haji yang berangkat tahun ini akan lebih banyak dibanding tahun lalu. Ada perbedaan 52.200 orang. Meski begitu, sejak tahun lalu, Kemenag menyiapkan antisipasi apabila kuota tidak terserap maksimal. "Kami sediakan 5 persen untuk cadangan haji tahun ini. Apabila jamaah yang seharusnya berangkat tahun ini tidak bisa berangkat, maka akan diganti jamaah tahun berikutnya," jelas Lukman.