REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan berencana meningkatan upaya untuk menarik lebih banyak wisatawan negara-negara Muslim. Hal ini demi mengantisipasi penurunan pengunjung Cina di tengah ketegangan diplomatik kedua pemerintahan.
Dilansir dari Korea Herald, Senin (27/3), negara dengan ekonomi terbesar keempat Asia ini melihat penurunan jumlah wisatawan Cina, yang dikhawatirkan membuat kerugian besar. Terlebih, Beijing memerintahkan agen-agen perjalanan untuk menghentikan penjualan tur Korea Selatan mulai bulan ini.
Untuk itu, Organisasi Pariwisata Korea (KTO) akan mengadopsi beberapa cara demi meningkatkan pelayanan pariwisata bagi umat Islam. Tujuannya, mengamankan 1,2 juta pengunjung yang masuk dari Asia Tenggara dan Timur Tengah, yang sebelumnya berhasil dicapai tahun ini.
Lewat tema Muslim Friendly Korea, KTO berencana mendorong restoran memperoleh akreditasi untuk menyediakan makanan halal, dan mempromosikannya melalui pariwisata. Bahkan, KTO akan menghadiri pameran pariwisata di Kazakhstan, dan kegiatan serupa di Malaysia dan Indonesia.
Hal itu dilakukan demi mempromosikan dan memperkenalkan Korea Selatan kepada komunitas Muslim. September nanti, KTO berencana meluncurkan festival halal selama sepekan untuk wisatawan Muslim, menyajikan bermacam-macam makanan halal demi mempromosikan masakan dan budaya lokal.
Sebenarnya, langkah ini sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, mengingat pada 2016 saja sedikitnya 980 ribu wisatawan Muslim datang dan mengikuti tur ke Korea Selatan. Bahkan, angka itu telah mengalami kenaikan sebanyak 33 persen dari tahun sebelumnya.