Oleh: Ilham Bintang
Ada yang hilang usai shalat subuh tadi di Masjid Nabawi. Tiada lagi keriuhan para pedagang kaki lima menjajakan jualannya kepada jamaah yang baru pulang dari masjid.
Ini berbeda hari-hari biasa. Setiap usai shalat Shubuh lazimnya, jalanan di pintu ke luar masjid tersebut selalu riuh dengan kesibukan pedagang kaki lima. Aneka barang dagangan, mulai dari baju gamis, jam tangan, turban, baju panjang, hingga siwak dan alat pemotong kuku, berserakan di permukaan jalan. Para pedagang menyesaki jalan sejak pintu gerbang utama hingga mengular ke semua penjuru jalan yang mengitari Masjid Nabawi.
Tadi, saya coba melongok di pojok- pojok jalan, tetapi tidak ketemu. Yang ada hanya para petugas tramtib dan mobil polisi menyebar di mana-mana. Padahal keriuhan para pedagang kaki lima sekitar masjid sudah menjadi ikon di masjid Rasul ini. Dan, saya pun merasa ada hal yang terasa hilang.
Keberadaan pedagang itu bagi para peziarah kadang terasa penting. Ini bukan hanya karena barang jualan mereka murah-murah karena harganya memang jauh dari harga di toko-toko resmi yang juga berderat di sekitar Masjid Nabawi. Namun, saya merasa melalui mereka semua orang bisa bercermin karena di situ ada refleksi semangat juang yang melelehkan keringat orang-orang kecil yang berebut hidup setiap hari itu.
Ada yang hilang Subuh ini.
Salam dari Madinah.
* Ilham Bintang, Anggota Dewan Pers dan Pemilik Media Cek & Ricek