Rabu 29 Mar 2017 18:16 WIB

Draft Kepres BPIH Sudah Diserahkan ke Presiden

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII terkait Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (24/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII terkait Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (24/3).

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, dirinya sudah menyerahkan draft Keputusan Presiden (Keppres) tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 1438H/2017M kepada Presiden Joko Widodo. "Setelah DPR menyetujui besaran BPIH tahun ini, Senin lalu, kami sampaikan ke Presiden rancangan Kepresnya untuk ditertibkan sehingga calon jemaah yang ditetapkan berangkat bisa segera melakukan pelunasan," ujar Menag di Jakarta, Rabu (29/03).

Lukman berharap, Kepres BPIH bisa segera ditandatangani oleh Presiden. "Mudah-mudahan minggu ini bisa diterbitkan sehingga minggu depan jemaah bisa melunasi BPIH," ujarnya.

Kementerian Agama dan Komisi VIII DPR RI telah menyepakati besaran BPIH 1438H/2017M dengan rata-rata sebesar Rp 34.890.312. Besaran BPIH ini naik Rp 249.008 (0,72 persen) dibanding tahun lalu.

Disinggung soal respons Presiden terkait kenaikan ini, Lukman mengatakan, bahwa Presiden memandang biaya haji tahun ini sangat rasional, serta wajar sesuai konteksnya. Menurutnya, selisih biaya sebesar Rp 249ribu dibanding BPIH tahun lalu sebenarnya bukan kenaikan. Sebab, tahun ini ada peningkatan layanan yang akan diterima jamaah haji Indonesia.

"Kenaikan itu kalau barang yang diterima sama antara tahun lalu dengan sekarang. Sementara tahun ini layanan yang akan diterima jamaah jauh lebih baik tahun lalu," ujarnya.

Ada empat hal peningkatan kualitas layanan ibadah haji tahun ini. Pertama, selama di Makkah jamaah akan mendapatkan makan 25 kali, tahun lalu hanya 24 kali. Kedua, tahun ini akan ada penyediaan snack berat untuk sarapan pagi di Makkah selama 12 hari.

Ketiga, upgrade bus yang akan mengangkut jamaah dari bandara Madinah menuju hotel masing-masing jamaah, begitu juga sebaliknya. Dan keempat, peningkatan kualitas tenda dan pendingin udara (AC) di Arafah.

"Penyesuaian harga itu juga berdasarkan aspirasi jemaah yang menghendaki adanya penambahan makan di Makkah, ada sarapan pagi, peningkatkan kualitas tenda, serta penyejuk udara diperbanyak. Hal itu yang kemudian berimplikasi pada kenaikan harga," tandasnya

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement