IHRAM.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta bekerja sama dengan Nasional Garda Bangsa, menggelar perhelatan Musabaqah Tilawatil Kitab Kuning. Ada 250 santri se-Purwakarta yang mengikuti musabaqah ini. Tujuan digelarnya musabaqah ini, untuk memperdalam pelajaran terhadap kitab kuning tersebut.
Ketua Dewan Koordinasi Nasional Garda Bangsa Cucun Syamsurizal mengatakan, di kalangan santri, membaca kitab kuning ini merupakan bukan suatu keanehan. Akan tetapi, di Purwakarta kitab kuning ini tak hanya jadi konsumsi harian santri. Melainkan, pelajar umum juga dituntut untuk mampu membaca dan mengaplikasikan ajaran dalam kitab kuning tersebut.
"Luar biasa, wilayah ini mampu membawa kitab kuning pada tataran pemahaman pelajar umum," ujar Cucun, kepada Republika.co.id, Ahad (16/4).
Cucun yang juga merupakan Sekertaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPR RI, menyebutkan program yang diinisisasi bupati ini merupakan hal yang baru. Karenanya, Bupati Dedi layak disebut guru bangsa. Sebab, sudah mampu membawa kitab kuning goes to pendopo. "Jadi, atmosfer di Purwakarta ini mirip dengan di Jawa Timur," ujarnya.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, tujuan diselenggarakannya musabaqoh ini untuk melihat sejauh mana para santri memahami dan mengamalkan kitab kuning. Selain itu, guna memerkaya khazanah pemikiran keIslaman di Purwakarta. Terutama, bagi generasi muda. "Khusus untuk musabaqoh ini, diselenggarakan sehari. Nanti, akan muncul empat pemenang terbaik," ujarnya.
Para pemenang ini, hadiahnya akan diberangkatkan umrah oleh pemkab. Selain untuk santri, pihaknya juga akan mengapresiasi seorang juri utama, dengan memberangkatkan umroh. Jadi, ada lima hadiah umrah.
Ke depan, kata Dedi, kegiatan serupa bisa digelar tingkat Jawa Barat. Pesertanya, yaitu santri di seluruh provinsi ini. Dengan begitu, para santri ini akan termotivasi untuk terus mendalami pelajaran kitab kuning yang diperolehnya selama di pondok pesantren.