Sabtu 29 Apr 2017 16:18 WIB

Penerbangan Haji Iran Dimulai 23 Juli

Rep: Qomarria Rostanti/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Pesawat Haji
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Pesawat Haji

REPUBLIKA.CO.ID TEHERAN -- Pemerintah Iran telah mengumumkan akan mengirimkan jamaah haji ke Arab Saudi pada Juli 2017. Hal ini sekaligus menyudahi pemboikotan Iran terhadap ibadah haji 2016 karena Pemerintah Arab Saudi dianggap gagal menjamin keamanan para jamaah.

"Penerbangan akan dimulai pada 23 Juli dan akan berlanjut sampai 26 Agustus," ujar Kepala Badan Haji dan Umrah Iran Hamid Mohammadi seperti dilansir dari Kantor Berita Tasnim, Jumat (28/4) waktu setempat.

Dia menyebut 19 bandara akan dioperasikan selama periode haji. Tahun lalu Iran tidak mengirim warganya ke Tanah Suci. Keputusan tersebut merupakan yang pertama selama hampir tiga dekade. Pasalnya Iran kehilangan sekitar 464 warga negaranya dalam insiden desak-desakan di Mina.

Pada Maret lalu, Saudi mengumumkan bahwa jamaah Iran akan kembali berpartisipasi dalam haji tahun ini. Kedua negara pun telah beberapa kali bernegosiasi panjang. Iran merupakan negara Muslim terakhir yang menantangani kontrak haji dengan Saudi.

Hal ini, kata Mohammadi menyebabkan pemerintah kesulitan menyewa kamar hotel untuk jamaah. Lebih dari 64 ribu warga Iran melakukan haji di 2015. Pada 2017, jumlah jamaah Iran bertambah 35 persen sehingga menjadi 86 ribu orang. Sekitar 1.350.000 warga Iran sudah mengisi formulir pendaftaran haji.

Nantinya, selain menggunakan kalung identitas,  jamaah Iran juga akan mengenakan gelang penanda untuk memudahkan pelacakan lokasi. "Lebih dari setengah jamaah berusia 50 tahunan sehingga sering melupakan kalung identitas mereka dan tersesat di antara kerumunan," ujarnya. Selain itu, akan lebih banyak pusat layanan medis akan tersedia. Jamaah pun akan diberikan pelatihan tentang bagaimana bereaksi dalam keadaan darurat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement