IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Penyelenggara Haji, Umrah dan In-Bound Indonesia (Asphurindo) bertemu Menteri Pariwisata Uzbekistan Anvar Sharapov. Dalam pertemuan tersebut, Anvar mempromosikan pariwisata di negaranya.
Menurut dia, potensi jumlah wisatawan Indonesia cukup besar. Apalagi Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Di Uzbekistan, banyak destinasi wisata yang berkaitan dengan sejarah Islam.
Kondisi ini, menurut dia, membuka peluang bagi wisatawan Indonesia berkunjung ke sana, termasuk jamaah umrah sepulangnya dari Tanah Suci, Makkah, Arab Saudi. "Di sini banyak potensi wisatawan yang bisa digali untuk mengunjungi Uzbekistan," ujar Anvar di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (2/5).
Perusahaan penerbangan di Uzbekistan pun berencana menghadirkan pesawat sewa dari Indonesia ke negara tersebut. "Insya Allah setelah Ramadhan," kata dia. Namun rencana tersebut masih akan dimatangkan kembali dengan mempertimbangkan beberapa faktor.
Dari sekitar 90 persen populasi Muslim di Indonesia, masih banyak yang belum mengetahui keindahan Uzbekistan. Padahal, menurut dia, banyak destinasi wisata menarik di negara tersebut diantaranya yaitu makam Imam Al Bukhari. Makam Imam Al Bukri terletak di dekat Samarkand. Komposisi arsitektur dari kompleks ini menggunakan tradisi dan arsitektur nasional. Kompleks tersebut terdiri dari sebuah makam, masjid, kantor administratif, dan beberapa bangunan lain yang dibangun di sekitar pinggiran halaman.
Selain itu, Kota Bukhara juga layak menjadi incaran wisatawan. Di kota ini, pengunjung dapat menyaksikan beragam bangunan yang menjadi saksi perkembangan peradaban Islam masa lalu. Banyaknya bangunan peninggalan sejarah membuat kota ini ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia UNESCO. Tak ketinggalan yakni Kota Tashkent. Di kota ini terdapat banyak tempat-tempat bersejarah seperti Khazret-Imam Mosque, Genuine Muskhafe-Usman Koran, Amir Temur Square & Museum, Kukeldash Madrassah, Old Town, dan juga Independence Square.
Ketua Umum Asphurindo Syam Resfiadi bersyukur ada seorang menteri yang mau bertemu dengan Asphurindo untuk berkenalan. Dia menyebut, Uzbekistan bukanlah 'negara asing' bagi Indonesia. Hubungan Indonesia dengan Uzbekistan telah terjalin sejak Presiden Republik Indonesia ke-1 Soekarno, walaupun saat itu negara tersebut masih berada di bawah naungan Uni Soviet.
"Akibat dari hubungan yang sudah lama dibangun, kami sekarang mencoba meningkatkannya. Kami punya keyakinan kalau hubungan ini bisa ditingkatkan tidak hanya dalam bidang ekonomi, tapi juga pariwisata," kata Syam.