IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Kosumen Indonesia (YLKI) menilai travel umrah nakal kerap mengeksploitasi konsumen. Ketidakjelasan pemberangkatan calon jamaah ke Tanah Suci dianggap sebagai bentuk pengelabuan yang dilakukan travel umrah nakal.
"Ini bentuk eksploitasi konsumen, mereka menganggap konsumen mudah dikelabui," kata staf pengaduan dan hukum YLKI Abdul Basit di kantornya, Jumat (19/5).
Tahun-tahun sebelumnya, YLKI hanya mendapat satu atau dua pengaduan terkait travel umrah nakal. Namun, pada 2017, pengaduan bertambah menjadi enam sampai tujuh pengaduan. Sepintas jumlah ini terlihat kecil tetapi yang perlu diketahui, setiap pengaduan bisa mewakili hingga ratusan konsumen.
Basit menyebut YLKI telah menyurati Kementerian Agama, kepolisian, dan juga travel umrah yang banyak diadukan oleh konsumen. "Tapi, tidak ada klarifikasi dan tanggapan," kata dia.
Untuk itu, YLKI akan segera melaporkan perbuatan travel umrah nakal ke ranah pidana karena diduga telah ada unsur penipuan. Dia berharap praktik umrah nakal ini tidak diikuti oleh travel lain.
"Kasus umrah nakal ini bukan hanya terjadi pada satu travel umrah saja, melainkan tiga, bahkan mulai banyak travel umrah yang mengikuti travel tersebut sehingga tidak ada efek jera," ujar Basit.
YLKI meminta pemerintah dan polisi aktig membantu tanpa menunggu adanya pengaduan. "Jangan tunggu korban jatuh lebih banyak lagi, ini sebagai bentuk perlindungan dan kehadiran negara untuk masyarakat," ujarnya.