IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah haji Indonesia diminta bisa mengukur kemampuannya dalam melaksanakan kegiatan ibadah haji. Terutama untuk jamaah yang termasuk golongan risiko tinggi.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Dr. Eka Jusuf Singka, MSc. Kemenkes mengimbau jamaah haji untuk bisa mengukur kapasitasnya terhadap kegiatan ibadah hajinya.
"Jangan memaksakan diri kalau tidak memungkinkan, yang malah bisa mengganggu kesehatan atau keselamatan," kata dia pada Republika. Diperkirakan suhu di Saudi akan mencapai 50 derajat Celcius sehingga kesehatan jamaah sangat perlu diperhatikan.
Selama di Tanah Suci, Kemenkes menerapkan kegiatan pelayanan, pembinaan dan perlindungan kesehatan jamaah. Mulai dari memberikan penyuluhan untuk pakai masker, payung, sering minum, memakai water spray, untuk menghindari head stroke.
Safari wukuf juga ada untuk jamaah yang sakit agar memungkinkan dibawa ke padang Arafah. "Kegiatannya banyak sekali, termasuk peningkatan gizi bagi jamaah yang sakit, nanti ada tim visit untuk mengunjungi jamaah yang sakit baik di klinik ataupun di rumah sakit Saudi," katanya.
Selain itu ada tim promotive prefentive yang jadi tim jemput bola saat ada jamaah sakit juga tim emergency atau darurat. Dr. Eka meminta agar jamaah harus bisa mempersiapkan kesehatannya dengan baik, baik sebelum keberangkatan, saat di perjalanan dan saat di Saudi Arabia.
"Saat akan beribadah, berangkat ke masjid, jangan lupa makan, karena banyak jamaah yang biasanya pergi dengan perut kosong," tambahnya. Hal ini, menurutnya, bisa berimbas buruk karena suhu di Saudi termasuk ekstrim. Berbeda dengan di Indonesia yang pergi tanpa sarapan masih bisa baik-baik saja.




